Hukum Menukar Uang Lebaran dengan Biaya Admin, Berikut Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Lantas, bagaimana sebenarnya hukum menukar uang dalam Islam? Adakah cara yang lebih sesuai agar proses ini tetap sah dan halal menurut syariat?

Terkait dengan hal tersebut, pernah dijelaskan Ustaz Abdul Somad dalam suatu ceramah.

Khusus untuk jasa penukaran uang yang menerapkan sistem selisih dalam transaksi, hal ini sering menjadi perbincangan.

Sebagai contoh, jika seseorang ingin menukar uang Rp 10.000 ke dalam pecahan Rp 1.000, ia hanya akan menerima sembilan lembar uang pecahan Rp 1.000, sehingga totalnya menjadi Rp 9.000.

Dengan kata lain, terdapat selisih dalam proses penukaran ini. Praktik seperti ini sering diperdebatkan dalam Islam terkait keabsahannya.

Menurut Ustaz Abdul Somad, sistem penukaran uang dengan cara seperti ini termasuk dalam kategori riba.

BACA JUGA:Kapan Al-Qur'an Pertama Diturunkan, Pada 17 Ramadhan atau Lailatul Qadar, Ini Kata Ustaz Abdul Somad

BACA JUGA:Benarkah Muntah Bisa Membatalkan Puasa? Berikut Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Hal tersebut disampaikan Ustaz Abdul Somad dalam ceramah yang videonya diunggah oleh kanal Youtube Islami Post Official.

"Seorang memberikan jasa penukaran uang. Uang Rp 10 ribu ditukar dengan uang Rp 1 ribu sebanyak sembilan lembar. Apakah ini termasuk riba?" tanya Ustaz Abdul Somad membaca pertanyaan dari salah satu jamaah.

"Riba," jawab Ustaz Abdul Somad dengan tegas.

Menurut Ustaz Abdul Somad, apabila suatu barang yang sejenis ditukar namun jumlahnya bertambah atau berkurang, maka hal itu termasuk dalam kategori riba.

"Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam. Kalau bertambah, maka dia riba. Maka jangan lakukan," jelas Ustaz Abdul Somad.

BACA JUGA:Apakah Menggunakan Lipstik Bisa Membatalkan Puasa, Ini Kata Ustaz Abdul Somad

BACA JUGA:Adakah Keutamaan Imam Dibandingkan Makmum, Ini Kata Ustaz Abdul Somad

Sumber: