Gurita Asal Kabupaten Kaur Diekspor ke Amerika dan Jepang, Capai 25 Ton Perbulan
Warga Desa Linau Kecamatan Maje, Kaur saat menjajakan gurita kering untuk dijual. -(foto: khairullah syekhdi/bengkuluekspress.disway.id)-koran bengkulu ekspress
Para nelayan di Kabupaten Kaur masih menggunakan peralatan tangkap tradisional untuk menangkap gurita. Alat tangkap gurita itu rata-rata dibuat sendiri oleh para nelayan Kaur yang berbentuk kepiting. Alat itu terbuat dari kayu yang digunakan sebagai pengapung alat tangkap tersebut, kemudian kayu kedua diisi dengan timah seberat enam ons sebagai pemberat.
Lalu pengait pancing dan diwarnai digunakan sebagai penyangga saat gurita menaiki alat tersebut. Sedangkan sendok digunakan sebagai penghasil bunyi dan pewarna digunakan sebagai penarik perhatian gurita.
“Kalau jualan khusus tidak ada alat tangkap gurita ini, rata-rata nelayan buat sendiri. Alat itu berbentuk kepiting dan juga membuatnya tidak membutuhkan biaya besar, satu alat yang bisa digunakan hingga berbulan-bulan,” ujar Agus (36), salah satu nelayan gurita di perairan Desa Linau, Minggu (11/12).
Dikatakan Agus, penggunaan alat sederhana tersebut sangat mudah dan tidak membutuhkan umpan. Sehingga para nelayan dalam mencari gurita cukup menggoyang-goyangkan alat tersebut, beberapa menit kemudian gurita akan datang dengan sendirinya dan langsung terperangkap di alat tersebut.
“Kami nelayan mencari gurita ini menggunakan perahu dan di atas air sedalam 8 hingga 15 meter. Karena gurita ini biasanya banyak ditemukan di daerah ujung karang,” terangnya.
Sementara itu, Bukhari (46), nelayan gurita lainnya mengaku dalam menangkap gurita masih menggunakan sebatang kayu, kemudian dipasang sejenis tombak dari besi yang diberikan tali untuk pengikat saat mendapatkan sasaran.
Namun, para nelayan banyak yang melakukan penangkapan dengan cara memancing dengan alat berbentuk kepiting.
“Kalau saya cari gurita ini di sekitar pinggir pantai inilah, makanya pakai tombak. Kalau sekarang ini jarang nelayan menangkap gurita karena cuaca lagi jahat,” terang Bukhari.
60 Nelayan Kaur Aktif
Dari sekian banyak nelayan di Kaur, ada sekitar 60 nelayan yang berada di perairan Merpas, Linau dan Sekunyit yang aktif penangkap gurita.
Biasanya nelayan turun melaut untuk menangkap gurita dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Hal ini tergantung cuaca. Jika cuacanya buruk, bisa jadi akan lebih lama.
“Kami nelayan ini tidak tidak fokus memancing gurita saja, tapi juga melakukan penangkapan ikan jenis lainnya. Apalagi kini gurita lagi sepi,” terang Bukhari.
Dikatakan Bukhari, jumlah tangkapan yang biasa didapatkan dengan menggunakan alat tangkap berbentuk seperti kepiting bisa mencapai belasan ekor dalam satu kali turun melaut. Jika sedang musim, sehari nelayan bisa mendapatkan gurita hingga puluhan kilogram atau berpenghasilan sekitar Rp 1 juta lebih.
“Kalau musim, nelayan dapat gurita ini puluhan kilo dan penghasilan mereka sehari bisa jutaan. Kami nelayan jual gurita ini langsung ke pengepul dengan harga Rp 45 hingga Rp 60 ribu per kilonya,” tandasnya.(618)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: surat kabar harian bengkulu ekspress