Warga Tuntut Tanggungjawab
KEPAHIANG, BE - Aktivitas kendaraan truk PT Sembilan Pilar Utama dituding sebagai penyebab utama amblasnya tanah dipinggir jalan Desa Weskus Kecamatan Kepahiang. Masyarakat desa menuntut pertanggujawaban perusahaan dengan produk air kemasan bermerek MAS tersebut. Sebab lalu lalang kendaraan truk mengangkut hasil pabrik dinilai telah menyebabkan jalan terancam ambruk karena tak kuat menahan beban. Diungkapkan Kepala Badan Perwakilan Desa (BPD) Fidianto (34) bila dalam sehari semalam ada sekitar 10 truk bok PT Sembilan Pilar yang melintas. \"Aktivitasnya sampai jam satu malam, ada sekitar sepuluh kendaraan yang lewat. Maka dengan kondisi jalan yang sudah hampir ambruk itu perusahaan tak peduli bahkan memasang rambu bahaya saja tidak,\" ungkap Fidianto. Mantan ketua Karang Taruna ini menyebutkan perusahaan MAS selama ini juga tak peduli dengan kegiatan pemuda. \"Kita juga mempertanyakan perusahaan itu ada CSR tetapi dengan kondisi seperti ini tidak ada tanggapan dari perusahaan,\" tuturnya. Menurutnya masyarakat setempat sudah berencana rapat untuk menuntut kepedulian perusahaan air minum kemasan yang berada tepat diatas desa itu. Supaya melakukan perbaikan sementara waktu agar, jalan menuju Desa Wiskus tak ambruk, mengingat kondisi cuaca tengah musim hujan. \"Setiap hari hujan, tanah yang longsor itu terus menuru tergerus bahkan jalan suda mulai retak, warga hanya kasih tanda pasang batu ditengah jalan yang retak,\" ujarnya. Sesekali PT Sembilan Pilar Utama juga menggunakan truk tronton melintasi jalan Desa, padahal kualitas jalan lingkungan warga tak melebihi 12 ton. Keadaan itu sangat disayangkan warga, sebab aktivitas perusahaan menyebabkan daya tahan jalan desa menjadi rusak. Disisi lain Irwansyah (40) warga setempat berharap jangan sampai ada korban jiwa bila sewaktu-waktu jalan ambruk saat kendaraan bermuatan syarat penumpang melintas. \"Di bawah jalan itu tanah terus menerus tergerus air. Kita juga mempertanyakan tanggungjawab Perusahaan air minu MAS yang beraktivitas disini dengan kendaraan besar mereka, tapi tidak ada kepedulian sama sekali,\" ungkapnya. Sementara pihak perusahaan belum dapat dikonfirmasi, kala didatangi ke pabrik satpam melarang koran ini untuk masuk dengan alasan tidak ada pimpinan perusahaan yang dapat dikonfirmasi. \"Kepala di Bengkulu, di sini hanya pabrik, tidak ada yang bisa dikonfirmasi,\" ujar Satpam yang mengaku bernama Khadir (30/3). (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: