Infrastruktur Terancam, Erosi DAS Selagan dan Manjuto di Mukomuko Butuh Penanganan Mendesak
Tanggul pengaman sungai Selagan yang ambruk di Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko, berpotensi mengancam akses jalan dan permukiman warga di sekitarnya.-(ist)-
BENGKULUEKSPRESS.COM – Erosi yang terus meluas di Daerah Aliran Sungai (DAS) Selagan dan Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, kini menjadi ancaman serius bagi pemukiman warga dan infrastruktur jalan provinsi di sekitarnya.
Kondisi ini memerlukan perhatian dan penanganan segera, mengingat jarak antara tepi sungai dengan jalan provinsi hanya tersisa sekitar dua meter. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, anggaran hingga puluhan miliar rupiah dibutuhkan. Namun, realisasi anggaran dari pemerintah pusat masih belum terlihat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII terkait penanganan erosi ini. Meski demikian, upaya tersebut belum menunjukkan perkembangan signifikan.
"Kami sudah berkomunikasi dengan BWSS VII. Mereka telah mengajukan anggaran ke kementerian, tetapi hingga saat ini belum ada kabar terkait realisasinya. Penanganan ini membutuhkan anggaran besar karena panjangnya bantaran sungai yang harus diperbaiki. Di Sungai Manjuto, misalnya, anggarannya diperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah, begitu juga di Pondok Batu," kata Apriansyah, Minggu 19 Januari 2025.
BACA JUGA:Bantuan Mengalir untuk Keluarga Korban Serangan Harimau di Mukomuko
BACA JUGA:Kasus HIV/AIDS di Mukomuko Bertambah, Dinkes Perkuat Pencegahan dan Edukasi
Ia menambahkan bahwa kerusakan ini tidak hanya berdampak pada pemukiman warga, tetapi juga mengancam jalan provinsi yang menjadi akses penting bagi masyarakat.
"Kami berharap proses penganggaran ini segera diprioritaskan agar pembangunan tanggul pengaman bisa segera dilaksanakan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pondok Batu, Kecamatan Kota Mukomuko, Joni Susandra, menyatakan bahwa kondisi ini semakin mengkhawatirkan. Warga setempat berharap pemerintah segera mengambil tindakan sebelum dampak kerusakan bertambah parah.
"Saat ini jarak antara Sungai Selagan dengan tepi jalan provinsi hanya tinggal dua meter. Kalau tidak cepat ditangani, jalan ini bisa putus, dan aktivitas warga akan terganggu. Sayangnya, hingga sekarang belum ada informasi tentang kapan pembangunan tanggul akan direalisasikan," ujar Joni.
Ia juga menambahkan bahwa erosi sungai ini telah berdampak langsung pada kenyamanan dan keamanan warga.
“Tanggul yang rusak akibat banjir beberapa waktu lalu belum diperbaiki, sementara erosi terus meluas. Kalau ini dibiarkan, jalan provinsi yang menjadi akses utama masyarakat bisa rusak parah,” ujarnya.
Masalah erosi di DAS Selagan dan Manjuto memerlukan perhatian serius dari pemerintah pusat. Selain mengancam akses jalan dan pemukiman, dampaknya juga akan merugikan aktivitas ekonomi masyarakat setempat.
Masyarakat berharap pemerintah dapat segera merealisasikan anggaran pembangunan tanggul pengaman sungai untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Sementara itu, Dinas PUPR Kabupaten Mukomuko berkomitmen untuk terus memantau perkembangan dan memastikan permasalahan ini menjadi prioritas utama di tingkat kementerian. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: