Mencicipi Kelezatan Kue Bingka Asal Tanah Banjar yang Menjadi Jajanan Favorit Saat Ramadhan

Mencicipi Kelezatan Kue Bingka Asal Tanah Banjar yang Menjadi Jajanan Favorit Saat Ramadhan

Kue bingka khas Kalimantan, hidangan favorit saat bulan Ramadhan -Pinterest-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Salah satu kue khas Kalsel yang wajib ada di setiap Ramadhan adalah kue bingka.

Saat Ramadhan rasanya kurang lengkap tanpa mencicipi jajanan manis, apalagi di penghujung puasa.

Lapar dan haus seharian lalu mengisi perut dengan hidangan manis khas Balikpapan sebelum menyantap hidangan utama merupakan kenikmatan tiada duanya.

Di Tanah Banjar, Kalimantan Selatan, tradisi serupa juga terjadi. Masyarakat Banjarmasin memiliki tradisi turun temurun berupa jajanan manis yang populer saat Ramadhan, bingka.

BACA JUGA:Syarah Bakery Ekspansi Bisnis, Luncurkan Outlet Keempat di Kota Bengkulu

BACA JUGA:Nasi Tumpeng Ayam Betutu: Kuliner Unik Khas Bali di Bengkulu

Berbentuk seperti bunga, jajanan khas ini menjadi favorit warga Kalimantan Timur dan Selatan.

Dahulu kala, kue yang enak dan menarik ini merupakan hasil kreasi suku Banjar dan merupakan salah satu jajanan favorit para raja dan bangsawan. Kini kue basah ini bisa dinikmati semua kalangan.

Menurut berbagai sumber, resep kue ini diciptakan oleh Putri Junjung Buih, putri Kerajaan Daha. Saat itu, sang putri membuat kue bingka khusus untuk kaum bangsawan.

Sekilas kue bingka mempunyai tampilan yang mirip dengan kue lumpur. Kue ini memiliki rasa asin yang nikmat dan tekstur yang lembut sehingga menjadi jajanan khas yang populer di Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, bahkan Pontianak, Kalimantan Barat.

BACA JUGA:Sukses dengan Modal Kecil, Usaha Sarapan 'Mbak Neng' Beromset Rp500 Ribu Sehari

BACA JUGA:Geprek Melani Bengkulu Hadirkan Inovasi Kuliner dengan Labu Siam Rebus

Kue bingka terbuat dari berbagai bahan dasar seperti tape, labu kuning, daun pandan dan kentang. Masyarakat Banjarmasin dan Balikpapan sering menyukai kue Bingka yang berbahan dasar kentang.

Proses pembuatan bingka tradisional yang disebut sumba ini unik. Arang dari pepohonan atau hutan bakau dipilih sebagai sumber panas karena menghasilkan panas yang lebih berkelanjutan. Hal ini memungkinkan bingka matang lebih merata dan menghasilkan tekstur yang lembab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: