Dr. R.A Yeni Warningsih

Dr. R.A Yeni Warningsih

Pengabdian Dokter  Teladan \"CIMG0273\" Dr Yeni Wardaningsih, sosok dokter  penuh inisiatif  yang  mempunyai ketekunan dan pemikiran-pemikiran yang inovatif sebagai terobosan perbaikan kesehatan dimasyarakat,  wajar saja kalau pemerintah dalam dua tahun terakhir menganugerahkan penghargaan sebagai dokter tedalan,  pada tahun 2011 sebagai dokter teladan tingkat Kota dan tahun  2012   mewakili Provinsi Bengkulu  ke tingkat nasional.

Perempuan asli kelahiran Bengkulu, 12 Februari 1976 tahun silam, ia  merupakan   putri ke-2 dari enam bersaudara  buah hati dari pasangan HR Yanuarsah BE S.Sos mantan wakil kepala Dinas PU provinsi dan Puteri Daraini, saat ini dipercaya menjadi kepala Puskesmas Ratu Agung,  Kecamatan Muarabangkahulu, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala Puskesmas Beringin, Unib depan.

Diceritakan Yeni,   menjadi  dokter bukanlah keinginanya, melainkan murni dorongan  dari ibunya Puteri Daraini, yang menginginkan   putri satu-satunya dari enam bersaudara itu menjadi dokter  yang bisa merawat    orang tua dan dicintai masyarakat. Selain itu  profesi dokter merupakan profesi yang mulia karena berusaha menyelamatkan nyawa dan menyembuhkan manusia.

Kemuliaannya sulit diukur dengan sesuatu yang berbau materiil.  Yeni sendiri awalnya bercita-cita menjadi   ahli bahasa Inggris, dan  bekerja di  salah satu kedutaan Asing.

\"CIMG0274\"Meski beserbangan pendapat, Yeni menghargai  keinginan orang tuanya untuk menjadi dokter, usia  lulus SMA  di   Margahayu Bandung, ia meneruskan  kuliahnya di Universitas Yarsi Jakarta mengambil jurusan kedokteran, meski tak begitu mecintai   jurusanya ia mencoba untuk menekuninya, usai  wisuda ia kemudian  meminta haknya untuk bisa kuliah  mengambil diploma  bahasa Inggris,  \"Sistem demokrasi selalu di terapkan dalam keluarga, meski saya tidak suka kedokteran saya harus mengikuti dan mengejar cita-cita saya dengan  kuliah diploma III bahasa Inggris, \" katanya.

Dalam perjalanan waktu, cita-cita   saya ingin menjadi ahli bahasa pudar, dorongan menjadi dokter justru kian kuat dan  akhirnya  saya memutuskan mengambil kedokteran,  dengan melanjutkan  pendidikan Koas, selama lima semester  pendidikan Koasnya selesai.  Dalam perjalanan kuliah kedokteran itu, ia sangat dekat dengan  Mahasiswa yang juga satu almamater hanya beda jurusan  yakni Isnaini ia adalah mahasiswa dari fakultas Tehnik.

Usai kuliah, ia  langsung mengajukan  lamaran kerja dengan menjadi honor di salah satu puskesmas di Jakarta,  saat itu digaji Rp 500 ribu/bulan,  yeni ditugaskan menjaga  di unit Gawat Darurat (UGD)  karena jarangnya  dokter puskesmas hadir,  ia terpaksa merangkap sebagai  staf sekaligus dokter di  puskesmas itu.

Yeni sangat mecintai pekerjaan dan tugas yang diembankanya,   puskesmas diibaratkan sebagai  rumah pertama  dari rumah tinggalnya. \" Saya hampir setiap malam saat itu harus  nginap di puskesmas, \" cetusnya.

Kedekatan Isnaini dengan dirinya akhirnya mempunyai  hubungan  khusus dan berakhir dalam pernikahan, yang saat ini  memiliki tiga putri yakni  Afifah Naziha, Hanya Sakura, dan Aisya Amalia.   Suaminya  sangat pamah  atas kesibukan yang diemban  istrinya bahkan ia jarang bertemu dan  tinggal  bersama.  \"Suami harus paham dan mengertiapa yang menjadi pekerjaan istrinya, \" jelasnya,  karena jarang bertemu akhirnya,  Yeni bertolak  dari Jakarta ke Bengkulu untuk mengabdi ditanah kelahiranya.

Setibanya di Bengkulu, ia tak langsung diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), ia masih berstatus honor  dokter di puskesmas,  bermodalkan kepekaan dalam memberikan  layanan kesehatan kepada masyarakat saat di Jakarta,  banyak memberikan pelajaran  berharga sehingga ia enggan menjadi dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT).

Dan saat tes CPNS di buka, yeni ikut serta  memperpanjang barisan, saat itu ada kuota  dan diikuti ratusan peserta,  keberuntungan  ada di tanganya  dari ratusan pelamar hanya lima dokter yang  dinyatakan lulus, \" Saya tes itu hanya coba-coba saja, eh malah lulus, \" kenangnya.

Pertama ditugaskan  selama menyandang PNS, ia diletakkan di staf dokter  pada puskesmas Sukamerindu, selama dua tahun menjadi staff  dokter puskesmas ini, ia kemudian dipindahtugaskan  pada posisi yang sama sebagai staff hanya saja  saat itu di Puskesmas Beringin Raya, Unib depan.

Selang beberapa tahun,di puskesmas perawatan itu  ia diberikan kepercayaan menjadi pelaksanan tugas (PLt) kepala puskesmas pada tahun 2010 selama dua tahun akhirnya ia didefenitifkan menjadi kepala puskesmas Beringin Raya.

Dokter Yeni merupakan pegawai yang selalu memegang Amanah, meski telah berubah statunya dari staf menjadi kepala puskesmas justru  tidak ada perubahan dalam memberikan pelayanan,    ibu tiga putri ini tetap mengendepankan pelayanan pasien dan  menghabiskan waktunya  dalam pekerjaan tanpa mengesampingkan kodratnya sebagai  istri dan ibu anak-anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: