Dr. R.A Yeni Warningsih

Dr. R.A Yeni Warningsih

\"CIMG0276\"Menurutnya  profesi dokter adalah pengabdian, dan pengabdian adalah panggilan. Pilihan hidupnya ini bisa ia lakoni tidak lepas dari dukungan suami dan anak-anaknya.

Nalurinya sebagai  dokter sangat terpanggil,   ia sangat terpanggil dalam penuntasan gizi buruk dikawasan Beringin Raya,   meski tidak didukung dengan anggaran, ia  bersama tim gizi puskesmas mencari jalan dan donatur untuk mengentaskan gizi buru,  penemuan gizi buruk sempat  membuat  gempar di media massa baik lokal maupun nasional, hingga akhirnya  gizi buruk ini  menjadi prioritas dan dikucurkan anggaran.  \" Kita harus selalu mencoba dan tidak mudah putus asa,  karena akan selalu ada jalan untuk mencari  solusi, \"  katanya.

Meski  tak menjadi  hingga saat ini  apa yang telah dirintis di tempat kerja lamanya seperti tugas jaga IGD  rawat Inap,sampai saat ini  masih  dilakukanya  setiap minggu ia berkeliling dari puskesmas  Sukamerindu  ke  IGD Puskesmas Beringin raya,  dan berakhir di Puskesmas Ratu Agung dimana saat ini ia ditugaskan,  \" Saya sangat sayang, kalau pekerjaan yang telah saya rintis kemudian terhenti begitu saja,\" katanya.

Dengan  rencana Allah  jualah yang menjadikan ia bisa dikenal sebagai dokter  umum di  beringin,  selama  menjadi dokter banyak  pengalaman dramatis yang sulit untuk dilupakannya dalam mengobati pasien, dan tekadnya itu serta bekerja keras di puskesmas mendidik masyarakat  terhindar dari gizi buruk, \" Jelas tidak gampang dibutuhkan tim dalam menagani kasus gizi buruk,\" katanya.

Ibu tiga putri ini  akhirnya mendapat predikat dokter teladan di kota Bengkulu  tahun 2011 dan pada tahun 2012 mewakili provinsi Bengkulu ke tingkat nasional.

Sebagai dokter umum, ia harus mampu memberikan kepuasan terhadap layanan yang diberikan, dengan cinta  dan senyuman  menjadikan pasien  nyaman dan cepat sembuh. Iapun harus terus belajar    karena yang dihadapi bukan hanya mengobati  mereka yang sakit batuk, pilek, dan demam,

 

Hidup Berpisah Pengabdian dan tugasnya di   Bengkulu menyebabkan keluarganya harus terbagi dalam dua dapur, ia tinggal bersama orang tuanya di Bengkulu, sedangkan suaminya tinggal bersama orang tuanya di Jakarta begitu dengan pengasuhan anak-anaknya,  ia sendiri mengasuh dua anak  perempuanya sedangkan sang suami yang masih bertugas di Jakarta  yang bergabung dalam  perusahaan Asing  itu ditemani   anak   pertamanya. \" Kesibukan  jarang menyatukan kami,  namun kami disatukan dalam komunikasi, \" katanya.

Sebenarnya suaminya ingin bersama dengan dirinya, sayangnya di Bengkulu tidak ada anak cabang perusahaan  yang saat ini menjadi  tempat penghasilan   suaminya itu.

Pun begitu kepercayaan   suami istri ini patut diacungi jempol,  dalam kesebukan itu hanya ada satu bulan sekali bisa berkumpul  bersama keluarga. Sebagai obat rindu untuk berkumpul Yeni  dituntut untuk ingat akan  momen-momen besar keluarga dan  famili seperti ulang tahun, acara keluarga harus   hadir.\" Momen inilah yang bisa menyatukan keluarga dan famili, \" bebernya.

Dalam keluarganya kepecayaan adalah utama, bahkan suaminya   sebagai suport dan memahami kinerjanya, dan tidak pernah protes dengan kesibukanya membantu  pasien. \" Dalam karier,  pasangan harus memahami dan mengerti dengan pekerjaan, \" terangnya.

Iapun mengajarkan  pemahaman dan menghargai  pasien terhadap anak-ananya, sesibuk apapun jika ada pasien maka  pasien  dijadikan prioritas, bahkan sang anak sering dilibatkan dalam melakukan perawatan, hasilnya anak justru lebih penasaran dengan apa yang dilihatnya.

Saat ditanya tentang anak-anak, dr yeni tambah bersemangat menjelaskan. \" saat anak masih kecil, ia sering melibatkan  dalam pekerjaanya, justru anak sangat penasaran dengan apa yang dilihatnya, \" katanya.

Yeni mengajak para perempuan  yang memiliki karier   untuk  pintar dalam membagi waktu, baik di rumah, karier dan  anak, diakui hal ini cukup berat dan cenderung tersita dalam  pekerjaan, namun jika ini dikerjakan dengan hati yang senang  maka pekerjaan itu akan semakin ringan, dan hasilnya akan luar biasa.

Dalam pekerjaan libatkan suami  untuk selalu paham dan mengerti apa yang menjadi tugas dalam pekerjaanya, sehingga dengan pemahaman  dan  pengertian yang ditanamkan maka akan tumbuh kekuatan dalam keluarga, dan meski banyak rintangan dan tumbuhnya isu  bisa teratasi. (edang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: