Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mendoakan Anas dengan doa:
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
Artinya:
"Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya," (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam doa di atas, terdapat indikasi bolehnya memohon kepada Allah untuk diberikan kelimpahan harta dan banyak keturunan, sekaligus dengan permohonan untuk keberkahan dalam harta dan keturunan tersebut.
Pesan yang dapat diambil dari doa ini adalah pentingnya mencari keberkahan dalam segala aspek kehidupan dunia.
Berkah diartikan sebagai bertambahnya kebaikan dan kebaikan tersebut tetap berlanjut. Oleh karena itu, harta dan keturunan yang diberikan oleh Allah bisa memberikan manfaat jika dimanfaatkan dengan cara yang baik dan bermanfaat.
Ibnu Hajar rahimahullah pernah berkata
"Hadits tersebut menunjukkan bolehnya berdo’a meminta banyak harta dan banyak anak pada Allah. Dan hal ini sama sekali tidak menafikan kebaikan ukhrowi (akhirat),".
BACA JUGA:Agar Dimudahkan Menghadapi Ujian Sekolah, Amalkan Doa Berikut
Dalil yang menunjukkan bahwa memohon umur panjang (dengan syarat digunakan untuk kebaikan) diperbolehkan adalah hadis yang diriwayatkan dari 'Abdurrahman bin Abi Bakroh, yang meriwayatkan dari ayahnya, Abu Bakroh.
Dalam hadis tersebut, ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang hal ini.
"Wahai Rasulullah, manusia mana yang dikatakan baik?” Beliau menjawab, “Yang panjang umurnya namun baik amalnya," "Lalu manusia mana yang dikatakan jelek?", tanya laki-laki tadi. Beliau menjawab, "Yang panjang umurnya namun jelek amalnya," (HR Tirmidzi)
Dari hadis di atas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa memohon kepada Allah untuk diberikan umur panjang harus selalu dikaitkan dengan ketaatan kepada Allah dan peningkatan dalam amalan kebaikan.
Panjang umur yang diberikan oleh Allah harus dimanfaatkan untuk berbuat baik dan taat kepada-Nya.