"Yang jelas, tahun depanakan kita kawal terkait penanganan banjir ini. Apakah berjalan sesuai target atau tidak," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kota Bengkulu, Agus Suhendra mengatakan, pihaknya akan kembali memaksimalkan soal penanganan banjir ini di APBD 2023 mendatang. Karena memang penanganan banjir ini harus dilakukan secara terus menerus.
"Banjir inikan persoalan yang sudah terjadi lama, jadi hal ini memang menjadi target Pemkot Bengkulu melalui program zero banjir. Jadi akan kita upayakan lagi di tahun depan," tutupnya.
Lanjutkan Normalisasi Sungai
Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) di tahun 2023 mendatang akan rutin melakukan normalisasi sungai dan saluran drainase yang tersebar di beberapa kecamatan.
Hal ini memang sudah dilakukan sejak pertengahan tahun ini. Dan kegiatan ini akan terus dilanjutkan di tahun 2023 menadatang.
"Di tahun ini, sudah ada beberapa sungai yang kita keruk atau di normalisasikan. Seperti sungai di Padang Serai, sungai yang berada di Kelurahan Sungai Rupat. Serta beberapa saluran drainase, seperti saluran drainase yang ada di Lempuing dan Kandang Mas," ucap Kepala bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Bengkulu, Yosep Feri Rizal, kemarin (18/12).
Ia mengatakan, dengan rutin dilakukan normalisasi sungai maupun saluran drainase yang ada di masing- masing kelurahan, tentu hal ini dianggap efektif untuk memperlancar debit air ketika hujan melanda kota maupun untuk mengantisipasi air kiriman dari kabupaten.
"Akan kita jadwalkan, minimal dari satu tahun 3 kali kegiatan normalisasi sungai maupun saluran drainase tersebut. Agar sampah-sampah atau sendimentasi yang ada di sungai dan drainase tersebut bisa diangkat atau dibersihkan," tuturnya.
Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat yang tinggal di lingkungan padat penduduk untuk secara rutin membersihkan aliran drainase yang ada dilingkungannya. Hal ini pun dilakukan demi mencegah terjadinya musibah banjir akibat saluran yang tersumbat.
"Untuk menanggulangi banjir tak cukup pemerintah saja, tetapi peran masyarakat sangat dibutuhkan, khususnya di perumahan. Kita minta lakukan upaya mandiri untuk dengan tidak membiarkan aliran drainase tersumbat," terangnya.
Menurutnya, hingga saat ini masih banyak ditemukan saluran drainase tertutup tanah dan semak belukar. Padahal saat dibersihkan kontruksi drainase tersebut masih cukup baik. Hal-hal seperti ini sangat disayangkan karena sebagian bencana banjir ini bukan semata-mata disebabkan luapan sungai saja, tetapi juga dikarenakan kondisi drainase yang tersumbat.
"Kita harap ada semangat bergotong royong dan mengecek jalur siring, jika ditemukan sampah bisa dibersihkan. Karena kalau jalur itu tertutup maka air meluap dan pastinya menimbulkan genangan,” tuturnya.
Apabila masyarakat menemui kesulitan membersihkan karena ada dahan pohon atau benda berat lainnya yang menghambat jalur air, maka bisa menghubungi Dinas PUPR agar mendapatkan bantuan.
"Kita ada tim Unit Reaksi Cepat (URC) yang membantu masyarakat dalam mengatasi persoalan salah satunya terkait banjir. Tetapi karena keterbatasan, kami tidak bisa memantau semua wilayah di kota ini, sehingga mengharapkan adanya laporan dari masyarakat," pungkasnya. (529)