Sosialisasi Minim, Golput Bakal Menang
BENGKULU, BE - Pelaksanaan Pilkada serentak untuk memilih gubernur dan wakil gubernur serta memilih 8 bupati dan wakil bupati di Provinsi Bengkulu hanya tinggal 15 hari lagi, namun hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan sosialisasi mengenai Pilkada tersebut. Akibatnya, banyak masyarakat yang belum mengetahui tanggal berapa pemilihan, siapa saja calon gubernur dan calon bupati yang akan dipilih. Kondisi tersebut dialami masyarakat yang tinggal di pedesaan, salah satunya di pedalaman Kabupaten Lebong dan Rejang Lebong. Jika KPU dan jajarannya tidak segera turun tangan, angka golongan putih (Golput) di Provinsi Bengkulu pun akan membengkak, bahkan jauh diatas golput pada Pileg dan Pilpres 2014 lalu dan Golput akan menjadi pemenang Pilkada serentak ini. \"Saya setiap berkunjung ke masyarakat di daerah pemilihan saya, saya selalu menanyakan apakah sudah mendapatkan sosialisasi mengenai Pilkada? Hampir semua masyarakat menjawab belum. Sayapun kaget, karena pelaksanaan Pilkada semakin dekat, kok sosialisasi dari penyelenggara Pilkada belum juga sampai ke masyarakat,\" kata Wakil Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu, Drs H Dalhadi Umar MSc. Jika sosialisasi ke masyarakat hingga hari H nanti, ia pesimis bahwa pastisipasi masyarakat dalam Pilkada ini akan jauh dibawah Pileg atau Pilpres 2014 lalu se Provinsi Bengkulu mampu menembus angka 75 persen. Untuk itu, ia meminta kepada penyelenggara Pilkada, baik KPU Provinsi, KPU kabupaten dan jajarannya serta Bawaslu dan jajarannya untuk mensosialisasikan Pilkada serentak tersebut. Sebab, selama ini masyarakat hanya baru mendapatkan pemberitahuan dari tim pemenangan calon kepala daerah, sehingga informasi yang disampaikan tidak utuh, karena tim tersebut hanya mengkampanyekan pasangan calon yang diusungnya. \"Ini masalah besar yang bisa berdampak tidak baik untuk demokrasi di Provinsi Bengkulu. Harunya KPU Provinsi Bengkulu sebagai leading sektor Pilkada ini harus menginstruksikan agar KPU kabupaten dan jajaranya melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan baik,\" ujarnya. Dalhadi juga menegaskan bahwa sosialisasi yang dilakukan KPU selama ini hanya diseputar kota, misalnya mendatangi kampus untuk mensosialisasikan Pilkada kepada mahasiswa dan nelayan. Sisanya hanya lewa media massa, padahal jangkauan media massa cukup terbatas dan tidak semua masyarakat mendapatkannya. \"Memang iklan lewat tv sudah lama gencar dilakukan. Pertanyaannya, apakah tv sampai ke pelosok desa di Provinsi Bengkulu? Demikian juga dengan surat kabar koran yang juga terbatas,\" bebernya. Mantan Bupati Lebong ini juga memprediksikan bahwa belum adanya sosialisasi Pilkada tersebut bukan hanya terjadi di Kabupaten Lebong dan Rejang, namun juga di semua kabupaten di Provinsi Bengkulu. Sebab, pola sosialisasikan yang dilakukan KPU semuanya sama, yakni tidak turun langsung ke desa-desa menemui masyarakat. Selain belumnya adanya sosialisasi, Dalhadi juga membeberkan buruknya data pemilih yang akan digunakan untuk Pilkada mendatang. Karena ia sering menemukan bahwa data yang digunakan oleh PPS sebagai ujung tombak KPU adalah data lama. Hasilnya, tidak sedikit ditemukan orang yang sudah meninggal masih terdaftar, sedangkan orang yang sudah memiliki hak pilih malah tidak terdaftar. \"Jika masalah daftar pemilih ini tidak diselesaikan, maka potensi gugat menggugat ke MK pasca Pilkada nanti sangat besar sekali. Karena data orang yang sudah meninggal itu bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Disisi lain, ada hak orang yang dihilangkan,\" papar Dalhadi.(400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: