Warung Tuak Belum Ditindak

Warung Tuak Belum Ditindak

\"RIO-SIDAK

BENGKULU, BE - Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Bengkulu baru memberikan teguran kepada para pemilik warung tuak di Terminal Panorama. Dengan demikian, para pedagang Pasar Tradisional Percontohan Panorama belum bisa menggunakan tempat tersebut untuk berjualan. \"Dalam ketentuan SBTHM (Surat Tanda Bukti Hak Menempati) sudah jelas bahwa setiap kios atau los tidak boleh digunakan sebagai tempat hunian. Lagian lokasi warung tuaknya sendiri sebenarnya bisa digunakan oleh para pedagang untuk berjualan. Sangat disayangkan kalau selama ini tidak ditindak,\" kata Ketua Komisi III DPRD Kota, Mardensi SAg. Dalam inspeksi mendadak (Sidak) yang pernah dilakukan oleh Komisi III DPRD Kota, ditemukan adanya sekitar 18 eks loket Terminal Panorama yang dijadikan sebagai tempat hunian. Dari 18 eks loket tersebut, sebenarnya hanya 6 eks loket yang dijadikan sebagai lokasi berdagang tuak. Namun karena banyaknya fenomena kriminalitas di tempat-tempat eks loket yang berjualan tuak membuat eks loket Terminal Panorama menjadi populer dengan sebutan Warung Tuak. \"Karenanya kami juga meminta kepada Pemerintah Kota untuk memperlihatkan peta yang jelas mengenai lokasi pasar dan terminal yang ada di kawasan tersebut. Agar ada garis yang tegas dimana tempat para pedagang bisa berjualan dan dimana para sopir Angkot bisa menurunkan penumpang,\" lanjut Mardensi. Kepala Dishubkominfo Kota Bengkulu, Selupati SH, tak menampik hal tersebut. Ia menyatakan, pihaknya melalui UPTD Terminal Panorama telah melakukan pendekatan kepada para penghuni Warung Tuak untuk tidak lagi berjualan minuman tradisional yang biasa digunakan untuk mengobati diabetes dan kencing manis tersebut. \"Seluruh eks loket yang dijadikan sebagai warung tuak sudah kami berikan teguran, baik secara lisan maupun tulisan. Umumnya mereka beralasan belum memiliki tempat tinggal pengganti. Kami sudah minta kepada mereka untuk tidak lagi berjualan tuak,\" kata Selupati. Ia mengungkapkan, alih-alih menjual tuak, pihaknya menyarankan kepada para penghuni eks loket Terminal Panorama untuk membuka warung nasi dan kopi. Hal ini dilakukan untuk menghindari dugaan-dugaan mengenai timbulnya tindak pidana kriminalitas yang disebabkan karena tuak. \"Toh pada saat Pasar Panorama di renovasi semua ini akan dibongkar lagi dan semua penghuni eks terminal harus pindah dengan sendirinya. Tapi kami tetap melakukan pendekatan secara persuasif terus menerus hingga warga bersedia untuk mengosongkan eks loket dengan sendirinya,\" demikian Selupati. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: