Penetapan Harga TBS Dicurigai Ada Permainan

Penetapan Harga TBS Dicurigai Ada Permainan

MUKOMUKO, BE – Permasalahan penetapan harga tandan buah segar (TBS) di Provinsi Bengkulu, khususnya di Kabupaten Mukomuko, belum terselesaikan. Ini dibuktikan dari hasil penetapan harga TBS yang di SK kan Gubernur Bengkulu, tidak berjalan. Masyarakat Kabupaten Mukomuko, yang tergabung dalam Organisasi Ikatan Petani Sawit Mandiri (IPSM) mencurigai dalam penetapan TBS tersebut mengindikasikan adanya permainan ataupun kongkalikong antara oknum perusahaan dengan oknum pejabat ditingkat Provinsi. “ Kami sangat mencurigai adanya permainan tersebut. Buktinya, hingga hari ini (kemarin) SK penetapan harga TBS tidak pernah ditaati oleh perusahaan dan tidak ada sanksi,”  demikian Ketua IPSM Kabupaten, Edi didampingi sejumlah anggotanya, kemarin kepada Bengkulu Ekspress. Pun dengan penetapan harga yang  dilakukan sebanyak dua kali per bulan. Seakan – akan asal ditetapkan. Karena dari 30 perusahaan kelapa sawit di Provinsi Bengkulu. Yang hadir hanya 8 perusahaan.“ Kami sudah mengikuti penetapan harga itu yang diketuai Dinas Perkebunan Provinsi. Masa, dari 30 perusahaan yang hadir hanya 8. Penetapan harga TBS asal ditetapkan dan tidak pernah dicroscek oleh tim fakta dilapangan,” bebernya. Edi  meminta Gubernur Bengkulu, melakukan evaluasi dalam mengeluarkan SK tersebut dan harus tegas. Berikan sanski kepada perusahaan yang tidak mengindahkan SK Gubernur.  Karena SK  yang telah dikeluarkan  tidak sesuai dengan realisasi dilapangan dan diduga Gubernur  tidak mengetahui  persoalan tersebut. Yang seakan –  akan hanya mengeluarkan SK.  IPSM berencana akan langsung menemui Gubernur Bengkulu. Untuk mempertanyakan SK yang diterbitkan tersebut. “ Dua Minggu lalu kami sudah menghubungi protokoler Gubernur. Supaya diberikan waktu bertemu. Hanya saja hingga hari ini (kemarin) belum ada jawab. Yang jelas kami tetap akan bertemu dengan Gubernur. Supaya persoalan terkait penetapan harga TBS  ini tuntas dan tidak ada kecurigaan yang timbul ditengah – tengah masyarakat,” lanjut Edi. (900)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: