Senator Destita Dorong Kemenpar RI Lirik Potensi Wisata Bengkulu

Anggota DPD RI Apt Destita Khairilisani bersama Menteri Pariwisata RI-foto: istimewa -
BENGKULUEKSPRESS.COM – Senator DPD RI dari Provinsi Bengkulu, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., MSM, menyuarakan pentingnya perhatian lebih dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terhadap pengembangan sektor pariwisata, khususnya di Bengkulu.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Kerja bersama Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana, yang digelar di Kantor DPD RI, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Rapat tersebut membahas Inventarisasi Materi Pengawasan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, dengan fokus pada pengembangan destinasi unggulan dan dampaknya terhadap perekonomian lokal, serta prioritas program Kemenparekraf tahun 2025 di berbagai provinsi.
Dalam forum tersebut, Destita memperkenalkan sejumlah potensi wisata unggulan Bengkulu, seperti Pantai Panjang yang merupakan salah satu garis pantai terpanjang di Indonesia, Benteng Marlborough sebagai peninggalan kolonial Inggris terbesar di Asia Tenggara, dan bunga langka Rafflesia Arnoldi.
Apt Destita Khairilisani, Anggota DPD RI Dapil Bengkulu -foto: istimewa -
Ia juga menekankan nilai sejarah Bengkulu sebagai tempat kelahiran Ibu Fatmawati, penjahit Bendera Pusaka Merah Putih.
"Letaknya memang kurang strategis, tapi Bengkulu adalah permata tersembunyi di pesisir barat Sumatera. Sayangnya, potensi ini belum diiringi dengan pengembangan sumber daya manusia pariwisata yang memadai," ujar Destita.
BACA JUGA:Senator Destita Dorong Pembukaan Program Studi Pariwisata di Bengkulu
BACA JUGA:Jadwal Seleksi PPPK Tahap II Pemprov Bengkulu Alami Penyesuaian, Peserta Diimbau Aktif Pantau Akun
Destita menyoroti belum adanya jurusan pariwisata di perguruan tinggi di Bengkulu, meskipun minat generasi muda terhadap sektor ini cukup tinggi.
Ia mendorong Kemenparekraf untuk membuka Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) yang bisa bermitra dengan Politeknik Pariwisata terakreditasi seperti Poltekpar Bali, agar anak-anak muda Bengkulu tidak harus keluar daerah untuk mendapatkan pendidikan pariwisata.
Selain itu, Destita menegaskan pentingnya mitigasi bencana di kawasan wisata, mengingat Bengkulu berada di wilayah rawan gempa.
Ia mengusulkan agar Kemenparekraf turut memasukkan program Early Warning System (EWS) dalam pembangunan destinasi strategis di daerah bencana.
"Dari 10 program prioritas Kemenparekraf, hanya tiga yang diterapkan di Bengkulu dan itu pun bersifat umum seperti Kharisma Event dan Desa Wisata. Kami berharap ada penambahan program seperti pelatihan, sertifikasi, promosi wisata hingga event berskala nasional seperti Porto Expo Indonesia," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: