Bronkokonstriksi: Ketahui Penyebab dan Bahayanya Sebelum Terlambat!

Bronkokonstriksi adalah gejala dari banyak kondisi medis, namun paling sering dikaitkan dengan asma.--
BENGKULUEKSPRESS.COM - Bronkokonstriksi adalah kondisi ketika otot polos bronkus dan bronkiolus mengalami penyempitan sehingga menghalangi pergerakan udara masuk dan keluar dari paru-paru. Bronkokonstriksi sendiri merupakan gejala khas asma dan kondisi medis lainnya seperti emfisema, infeksi virus, stres, atau masalah kesehatan lainnya. Mari simak penjelasan selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu Bronkokonstriksi?
Bronkokonstriksi adalah kondisi ketika saluran pernapasan, tepatnya otot polos bronkus (organ seperti saluran yang menghubungkan trakea dan paru-paru) dan bronkiolus (cabang dari bronkus), menyempit. Normalnya, saluran pernapasan cukup lebar untuk memungkinkan udara keluar dan masuk. Namun, pada Bronkokonstriksi, saluran ini tidak cukup lebar untuk mendukung pasokan oksigen dan pergerakan aliran udara yang cukup.
BACA JUGA:Masa Nifas Memberi Ibu Waktu untuk Pulih sambil Merawat Bayi
Sebagai informasi, bronkus terdiri dari otot polos dan serat elastis yang menjaga kekuatan dan struktur dinding saluran napas. Namun, apabila terjadi peradangan, serat-serat ini akan menyempit. Otot kemudian berkontraksi, sehingga saluran napas menyempit (konstriksi).
Penyebab Bronkokonstriksi
Bronkokonstriksi adalah gejala dari banyak kondisi medis, namun paling sering dikaitkan dengan asma. Pada bronkokonstriksi yang disebabkan oleh asma, alergen atau pemicu alergi mengaktifkan sistem imun dan menghasilkan antibodi imunoglobulin E (IgE), yang menyebabkan pelepasan zat kimia (seperti histamin). Pelepasan zat kimia ini mengakibatkan peradangan yang memicu penyempitan saluran napas.
BACA JUGA:Amalan Sholawat dari Habib Novel Alaydrus, Agar Rezeki Melimpah Datang dari Segala Arah
Selain itu, penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), juga dapat menyebabkan bronkokonstriksi. Penyakit ini memengaruhi sistem saraf parasimpatis yang dapat memicu bronkokonstriksi dan peningkatan penumpukan lendir di saluran udara.
Bronkokonstriksi juga dapat terjadi akibat olahraga, kondisi ini disebut sebagai Exercise-induced bronchoconstriction (EIB). Pada EIB, perubahan pernapasan selama aktivitas fisik secara langsung mengakibatkan penyempitan saluran napas. EIB biasanya terjadi selama atau segera setelah olahraga pada sebagian orang dengan asma atau penyakit paru-paru lainnya. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa kondisi ini juga dapat terjadi pada orang yang sehat.
BACA JUGA:Cuma Komen Doang, Saldo Gratis Hingga Rp250.000 Akan Masuk Ke Dompet Digital DANA Kamu
Selain sejumlah kondisi medis dan aktivitas fisik, beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan bronkokonstriksi adalah sebagai berikut:
- Infeksi virus.
- Perubahan temperatur secara tiba-tiba.
- GERD.
- Stres psikologis.
- Emosi yang kuat.
Gejala Bronkokonstriksi
Gejala bronkokonstriksi yang disebabkan oleh penyebab apapun dapat menyerupai gejala asma pada umumnya. Pada penderita asma, olahraga memiliki kaitan erat dengan EIB. Namun, gejala EIB dapat menyerupai gejala asma, bahkan pada seseorang yang mengalami bronkokonstriksi selama aktivitas fisik tetapi tidak menderita asma. Gejala ini mungkin muncul dengan cepat sejak dimulai sesi olahraga dan berakhir 10–15 menit setelah latihan.
BACA JUGA:Sahkah Wudhu dengan Air Kemasan? Berikut Penjelasannya
Secara umum, gejala-gejala yang menandakan bronkokonstriksi, di antaranya:
- Sesak napas.
- Mengi.
- Nyeri dada.
- Batuk.
- Nyeri perut.
- Nyeri tenggorokan.
Diagnosis Bronkokonstriksi
Proses penegakan diagnosis bronkokonstriksi dimulai dengan melakukan anamnesis (wawancara medis) untuk mengetahui tentang gejala dan riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Kemudian, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik serta pengujian fungsi paru. Diagnosis EIB biasanya memerlukan tes latihan, seperti spirometri, untuk mengukur fungsi paru-paru sebelum dan sesudah latihan.
BACA JUGA:10 Jenis Usaha yang Menjadi Prioritas Mendapatkan Pinjaman dari BRI
Untuk menentukan apakah bronkokonstriksi disebabkan oleh alergen, dokter mungkin akan meminta pasien menjalani tes alergi. Pemeriksaan ini mencakup skin prick test, alergen akan diletakkan di atas atau tepat di bawah lapisan atas kulit untuk melihat apakah pasien menunjukkan respons terhadap alergen tersebut. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda alergi.
Apabila penyebab atau gejala masih belum jelas, dokter mungkin akan melakukan tes dan evaluasi lainnya yang ditentukan berdasarkan kasus spesifik yang dialami pasien. Ini bisa berupa tes untuk masalah paru-paru lainnya atau kondisi lain dengan gejala serupa.
Pengobatan Bronkokonstriksi
Langkah pertama dalam menangani bronkokonstriksi adalah menentukan pemicu dan menghindarinya. Misalnya pemicu dari bronkokonstriksi adalah GERD atau infeksi virus, maka menangani kondisi yang mendasarinya ini dapat membantu meredakan gejala bronkokonstriksi. Sementara itu, jika pasien sering mengalami episode bronkokonstriksi akibat stres atau emosi yang kuat, dokter mungkin akan merekomendasikan konsultasi ke psikolog atau psikiater.
BACA JUGA:Agar Dimudahkan Segala Urusan, Hajat, hingga Rezeki, Amalkan 7 Doa Berikut Ini
Saat serangan terjadi, inhaler (obat hirup) adalah obat pertama yang dapat digunakan untuk menangani bronkokonstriksi. Dengan menggunakan inhaler, pasien dapat menghirup obat-obatan ke dalam saluran napas. Setelah episode bronkokonstriksi, dokter mungkin akan meresepkan inhaler yang dapat digunakan jika terjadi serangan lagi di masa mendatang dan untuk mencegah kejadian bronkokonstriksi selanjutnya, seperti:
- Short-acting beta agonists (SABAs): Golongan obat ini dapat meredakan gejala dan mencegah serangan berikutnya selama sekitar 4–6 jam. Untuk EIB, dokter mungkin akan menyarankan penderita untuk menggunakan inhaler ini 15 menit sebelum berolahraga.
- Long-acting beta agonists (LABAs): LABA dapat digunakan sebagai obat kontrol harian. Bila digunakan secara teratur, obat ini dapat mencegah bronkokonstriksi hingga 12 jam.
BACA JUGA:Safari Ramadhan, Gubernur Helmi Hasan Akan Kunjungi Masjid Agung di Kabupaten/Kota Bengkulu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: