Buntut Penolakan Korban Lakalantas, Dua Rumah Sakit Disidak Dewan Provinsi Bengkulu

Buntut Penolakan Korban Lakalantas, Dua Rumah Sakit Disidak Dewan Provinsi Bengkulu

Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu sidak rumah sakit -foto: istimewa -

BENGKULUEKSPRESS.COM - Penolakan pelayanan terhadap korban lakalantas yang terjadi pada Kamis (25/12/2025) kemarin mendapat perhatian dari anggota dewan DPRD Provinsi Bengkulu.

Pada Jumat (27/12/2024) Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap dua rumah sakit di Kota Bengkulu yakni RSUD M Yunus Bengkulu dan RS Tiara Sella Kota Bengkulu

Tidak hanya mengkonfirmasi soal penolakan pasien lakalantas, anggota komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu juga mengecek pelayanan serta fasilitas kesehatan yang ada di dua rumah sakit tersebut.

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Sembiring mengatakan, insiden penolakan pelayanan terhadap korban lakalantas diakibatkan oleh mall administrasi dalam sistem rujukan.

Lalu terhadap dua rumah sakit tersebut memiliki keterbatasan tenaga dokter spesialis ortopedi pada hari kejadian. 

"Pasien yang mengalami kecelakaan awalnya dirawat di RS Tiara Sella. Sayangnya prosedur rujukan tidak dilakukan dengan benar, baik melalui sistem Si Serut maupun aplikasi WhatsApp. Pasien hanya diarahkan ke RS M Yunus tanpa koordinasi lebih lanjut,” ujar Usin.

BACA JUGA:Tolak Pasien Patah Kaki, RSMY Bengkulu Beralasan Sedang Tidak Ada Dokter Spesialis

BACA JUGA:Mahasiswa Bengkulu Gelar Aksi Tolak Kenaikan PPN 12% di Kantor DPRD

Sementara itu, Direktur RSUD M Yunus Bengkulu, Dr Ari Wibowo memberikan klarifikasi atas insiden yang menjadi perhatian publik saat ini

Ia menjelaskan, pasien atau korban yang datang pada saat itu tidak memiliki surat rujukan resmi. Menurutnya, meskipun dokter spesialis ortopedi sedang tidak bertugas, rumah sakit tetap menyiapkan dokter bedah umum untuk menangani keadaan darurat.

"Kami selalu mengutamakan keselamatan pasien, namun kami tidak mengetahui bahwa pasien tersebut diarahkan oleh RS Tiara Sella tanpa memastikan ketersediaan dokter ortopedi," ujar Ari.

Di sisi lain, Direktur RS Tiara Sella, Dr Sella turut memberikan penjelasan, saat itu pihaknya telah memberikan pertolongan pertama kepada pasien.

 Namun mereka mengarahkan pasien ke RS M Yunus dengan asumsi dokter ortopedi tersedia di sana.

"Kami tidak mengetahui bahwa dokter yang dimaksud sedang tidak bertugas. Kami telah memberi tahu keluarga pasien, bahwa kami tidak memiliki dokter ortopedi yang tersedia," ucap Sella.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: