Harmoni dalam Keberagaman: Desa Air Petai Sebagai Desa Moderasi Beragama
Amirzon (Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu)-(ist)-
Indonesia sebagai negara yang pluralis dimana ada banyak suku, bangsa, bahasa, ras dan agama namun dapat hidup berdampingan (Subandi, 2023). Persoalan perbedaan agama dan keyakinan seringkali menjadi perbedaan yang sensitive. Dalam menghadapi permasalahan ini, perlu dilakukan tindakan komunikasi yang efektif untuk memberikan dampak positif bagi kualitas hidup setiap orang (Fuadah, 2024). Menurut Wulandari dalam Jurnal tahun 2022 menyebutkan bahwa suatu komunitas yang dapat dikatakan rukun adalah ketika setiap anggota komunitas menunjukkan perasaan aman, tenteram, damai dan saling menghargai serta menghormati satu sama lain hingga menjaga perbedaan budaya dan perbedaan antar umat beragama.
Desa Air Petai, salah satu desa yang berada di Provinsi Bengkulu ini mampu untuk menerapkan nilai keharmonisan budaya meski pada wilayah desa ini memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Desa Air Petai merupakan sebuah desa yang terletak pada wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. keberagaman Desa Air Petai ini juga terlihat dari penduduk desa yang berasal dari berbagai daerah dan suku yang berbeda-beda. Mayoritas penduduknya berasal dari suku Bali, Jawa, Batak dan Serawai.
Keberagaman suku ini menjadikan Desa Air Petai dalam melakukan tradisi-tradisinya dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat, gotong royong dan kearifan lokal yang telah dilakukan oleh masyarakatnya sejak berdirinya Desa Air Petai. Hal inilah yang menjadikan desa ini sebagai desa moderasi beragama karena hal tersebut secara efektif dapat menghindarkan penduduknya dari benturan-benturan antar kelompok masyarakat.
BACA JUGA:Kearifan Lokal Hukum Adat Pulau Enggano dalam Menjaga Keharmonisan
BACA JUGA:Menghindari Politik Identitas di Balik Label Putra Daerah dalam Pilkada Bengkulu
Indikator lain yang menjadikan Desa Air Petai sebagai Desa Moderasi beragama dapat dilihat dari sarana dan prasarana desa yang memfasilitasi rumah ibadah untuk masyarakatnya yang berbeda kepercayaan. Bahkan setiap bangunan ibadah ada di desa ini sehingga mempunyai Tingkat toleransi beragama yang tinggi telah tertanam di dalam masyarakat. Bangunan ibadah di Desa Air Petai ini adalah : bangunan Masjid 1 unit, Pura 1 unit dan Gereja 1 unit. Tak hanya bangunan rumah ibadah, di Desa Air Petai ini juga memfasilitasi Tempat Pemakaman Umum sesuai dengan kepercayaan masing-masing masyarakatnya, seperti mempunyai 3 lokasi pemakaman yang dibedakan menjadi pemakaman khusus agama Islam, Hindu dan Kristen.
Keberagaman atau multikulturalisme yang ada pada Indonesia menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang harus mengayomi seluruh aspek dan menjamin hak setiap warga negaranya. Pancasila sebagai ideologi negara bukanlah hal yang mudah, namun membutuhkan proses kesadaran pragmatis bahwa Pancasila memuat nilai universal yang dapat menjadi medium integrasi di tengah pluralitas kehidupan dalam beragama. Kerukunan yang dapat dilihat melalui masyarakat didesa ini juga tergambar pada saat ketika ada acara maka seluruh anggota masyarakat akan melakukan kegiatan gotong royong misalnya jika yang mempunyai beragama Islam maka masyarakat yang memegang kepercayaan lain selain Islam akan membantu dengan membagi tugas dan peran. Misalnya ada yang bertugas sebagai penyambut tamu, membantu memasak, membantu membersihkan dan bertugas sebagai keamanan saat acara berlangsung. Begitu juga sebaliknya Ketika ada hari perayaan kepercayaan lain seperti Natal maka masyarakat yang beragama lain akan bertugas hal yang sama.
Menurut Pemuda Lintas Agama yaitu Bapak Joger Simbolon toleransi yang tinggi ini juga dilakukan dengan cara: mempunyai persatuan pemuda disetiap agama, mempunyai perwakilan lintas yang diwakilkan tiap agama, mempunyai anggota karang taruna dari lintas agama sehingga saat proses apapun semua agama ikut mengambil peran. Tak hanya itu dari ruang dialog ini penuturan Kepala Desa juga bahwa dalam ruang pemerintah di desa air petai setiap posisinya diisi oleh masyarakat yang berbeda agama dan suku misalnya sekretaris desa yang beragama Kristen.
BACA JUGA:Multikultur di Desa Air Petai Bengkulu dalam Perspektif Filsafat dan Komunikasi
BACA JUGA:Meminimalisir Konflik dan Menjaga Keharmonisan Antar Budaya
Melalui hal ini Interaksi dan komunikasi yang dilakukan dengan orang lain berperan penting dalam membentuk dan merawat suatu hubungan (Arianto, 2015). Suatu hubungan pertemanan dapat muncul atas dasar perasaan kasih sayang yang spontan dan tanpa batasan (Carrier, 2020). Pertemanan tersebut dapat dimulai dari berbagai macam hal seperti pekerjaan, pertemuan keluarga, atau hal lainnya. Hal pokok dari sebuah pertemanan adalah timbal balik dimana dengan mengakui adanya pertemanan dapat menjadi penentu apakah dua individu mempunyai perasaan positif terhadap satu sama lain (Erdley & Day, 2017).(**)
Amirzon
Penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu Angkatan 15
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: