Hematohidrosis: Fenomena Berkeringat Darah

Hematohidrosis: Fenomena Berkeringat Darah

Gejala hematohidrosis yang paling jelas adalah keluar keringat berupa darah dari pori-pori kulit.--

BENGKULUEKSPRESS.COM - Hematohidrosis, atau biasa disebut juga dengan hematidrosis, merupakan kondisi di mana seseorang dapat berkeringat darah. Kondisi ini sangat langka dan meski terkesan mengerikan, Hematohidrosis belum terbukti membahayakan jiwa.

Penderita Hematohidrosis akan mengeluarkan keringat darah atau darah muncul dari pori-pori kulitnya, padahal ia tidak sedang terluka. Kasus seperti ini sangat jarang terjadi, dan penyebab munculnya keluhan ini juga masih belum diketahui dengan jelas.

BACA JUGA:Capgras Syndrome: Kondisi Saat Tidak Mengenali Wajah Orang Terdekat

Salah satu kasus hematohidrosis yang pernah dilaporkan terjadi pada seorang anak perempuan di India. Serangkaian pemeriksaan medis dilakukan untuk mendeteksi penyebab dari hematohidrosis yang diderita dan hasilnya menunjukkan tidak ada kelainan apa pun yang diderita oleh anak tersebut.

Penyebab Hematohidrosis
Belum banyak informasi yang diketahui tentang hematohidrosis karena ini merupakan penyakit yang sangat langka. Diduga, hematohidrosis disebabkan oleh pendarahan pada pembuluh darah kapiler yang mengalirkan darah ke kelenjar keringat. Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang terletak di jaringan tubuh yang berfungsi membawa nutrisi penting ke seluruh tubuh.

BACA JUGA:STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu Wisudakan 296 Lulusan pada Wisuda ke XXI

Normalnya, tubuh memproduksi zat kimia seperti hormon kortisol dan adrenalin, untuk mempersiapkan tubuh dalam menghadapi ancaman. Keluarnya kortisol dan adrenalin membuat tubuh lebih berenergi dan waspada. Namun pada penderita hematohidrosis, reaksi pertahanan diri ini memicu pecahnya kapiler. Akibatnya, darah keluar melalui kelenjar keringat dari pembuluh darah yang pecah.

Kondisi ini kemungkinan bisa dipicu oleh tekanan darah tinggi, stres berat, tekanan emosional, atau kelelahan ekstrem. Selain itu, ada faktor lain yang diduga menyebabkan hematohidrosis. Yang pertama adalah keluarnya darah menstruasi bukan dari rahim, dan yang kedua adalah psychogenic purpura atau kondisi di mana terjadi pendarahan tiba-tiba tanpa luka atau memar. Namun semua dugaan tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

BACA JUGA:Terapi Senam Otak untuk Mencegah dan Mengurangi Pikun

Gejala Hematohidrosis
Gejala Hematohidrosis yang paling jelas adalah keluar keringat berupa darah dari pori-pori kulit. Kondisi ini bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun, tapi paling umum terjadi pada wajah. Darah juga bisa keluar dari lapisan mukosa, seperti dari mulut dan hidung.

Kulit di sekitar area yang mengeluarkan darah mungkin mengalami pembengkakan sementara. Penderitanya juga bisa mengalami dehidrasi. Meski terkesan mengerikan, hematohidrosis belum terbukti berbahaya. Darah yang keluar juga akan berhenti dengan sendirinya.

BACA JUGA:Tidak Kooperatif, 6 Terdakwa RSUD Mukomuko Dituntut 5 Tahun, 1 Dituntut 2 Tahun

Cara Mengatasi Hematohidrosis
Hematohidrosis tidak membahayakan jiwa. Namun darah yang keluar dari permukaan kulit pasti sangat mengganggu dan memengaruhi penampilan. Selain itu, penderita hematohidrosis juga mungkin perlu melakukan serangkaian pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik dan penunjang berupa tes fungsi hati, ginjal,  USG, CT Scan, serta endoskopi.

Jika hasil tes menunjukkan tidak adanya kelainan dan pasien memang sedang merasa stres, kemungkinan dokter akan menyarankan terapi untuk mengontrol stres agar hematohidrosis tidak muncul. Untuk menghentikan pendarahan, dokter akan menangani faktor pemicunya, seperti stres atau tekanan darah tinggi. Penderita hematohidrosis mungkin akan diberikan obat-obatan sebagai berikut:

BACA JUGA:Banyak Laporan Terkait Netralitas ASN, Komisi I Panggil Camat dan Lurah se-Kota Bengkulu

- Obat antidepresan untuk meredakan depresi
- Obat-obatan untuk membantu pembekuan darah
- Obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi

Jika terdapat keluhan berupa keringat berdarah, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan memberikan pengobatan sesuai dengan faktor pemicunya.(bee)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: