RSUD Mukomuko Resmi Operasikan Laboratorium Patologi Anatomi, Diagnosa Pasien Kini Lebih Cepat
Direktur RSUD Mukomuko, Syafriadi, SKM. M.Kes-(istimewa)-
BENGKULUEKSPRESS.COM – RSUD Mukomuko, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, telah resmi mengoperasikan Laboratorium Patologi Anatomi, yang diharapkan dapat mempercepat proses diagnosa pasien.
Laboratorium ini berfungsi untuk memeriksa spesimen dari pasien, yang kemudian dijadikan dasar untuk penentuan pengobatan.
Direktur RSUD Mukomuko, Syafriadi, menyatakan bahwa laboratorium ini mulai beroperasi sejak dua pekan terakhir. Sebelumnya, spesimen harus dikirim ke luar daerah untuk diperiksa, yang memakan waktu dan biaya. Kini, dengan hadirnya fasilitas laboratorium ini, proses pemeriksaan dapat dilakukan lebih cepat dan efisien di Mukomuko.
"Laboratorium ini akan memudahkan diagnosa tanpa perlu mengirim spesimen ke luar daerah, sehingga pengobatan bisa dilakukan lebih cepat," ungkap Syafriadi pada Rabu (18/9/2024).
BACA JUGA:BPBD Mukomuko Peringatkan Warga: Waspada Banjir dan Longsor di Musim Hujan
BACA JUGA:Rohidin Mersyah: Satlinmas di Bengkulu Siap Jaga Keamanan Pilkada 2024
Meski biaya pengiriman spesimen ditanggung oleh BPJS Kesehatan, waktu pengiriman hingga hasil pemeriksaan bisa memakan waktu dua hingga tiga hari.
Dengan laboratorium baru ini, hasil diagnosa bisa diperoleh dalam waktu yang lebih singkat, memungkinkan pasien segera mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Laboratorium yang dilengkapi dengan alat canggih ini didanai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun ini, dengan anggaran sebesar Rp1,5 miliar.
Fasilitas ini kini dapat digunakan untuk berbagai pemeriksaan spesimen medis yang diperoleh dari pasien, termasuk untuk diagnosis tumor dan penyakit lainnya.
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Salurkan Bantuan Perikanan untuk Dukung Nelayan Lokal
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Siapkan Langkah Darurat Atasi Longsor di Sungai Manjuto
Dokter Spesialis Patologi Anatomi di RSUD Mukomuko, dr. Dutia Gestin, Sp.PA, menjelaskan lebih lanjut fungsi laboratorium ini dalam proses diagnosis pasien.
"Kami bisa memeriksa spesimen yang diambil dari berbagai pasien, misalnya dari dokter bedah, THT, atau kandungan, untuk menentukan apakah tumor ganas atau jinak," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: