Drs Eko Agusrianto

Drs Eko Agusrianto

Kepala Dishubkominfo Provinsi Bengkulu Mantan Wartawan, Sukses di Birokrasi \"5\"Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Drs Eko Agusrianto, kelahiran 15 Agustus 1965 di Jarai Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera Selatan. Menamatkan SDN 6 Pagar Alam tahun 1981, kemudian melanjutkan pendidikan SMPN 1 di Kota Pagar Alam tamat tahun 1981 kemudian melanjutkan pendidikan di SMU BPI Bandung tamat tahun 1981.  Saat di SMA, naluri untuk berorganiasi di tubuh pria Jarai ini sudah mengalir, ia dipercaya menjadi Ketua OSIS tahun 1982-1983 di SMU BPI Bandung dan menamatkan studynya tahun 1984.

Karena waktu itu di OSIS dinilai berhasil akhirnya tahun 1984 diminta oleh kawan-kawan menjadi Majelis Permusyawaratan Kelas. Tahun yang sama diminta menjadi Sekjen Ikatan Keluraga Osis (Ikosis) se-Bandung kemudian di bidang prestasi menjadi siswa teladan di Bandung tahun 1984.

Karena berprestasi di sekolah, akhirnya Eko bisa kuliah melalui jalur Penelusuran Minat dan Bakat (PMDK) masuk ke IPB tanpa tes. Semasa kuliah di IPB Eko juga menggeluti organiasi di internal kampus yaitu menjadi Ketua 1 Senat Mahasiswa IPB, kemudian di waktu bersamaan aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang digeluti di HMI Cabang Bogor. Saat itu juga ia sempat aktif di Lakmi (Lembaga Pers Mahasis Islam).

Gara-gara aktif di organisasi, kuliah Eko terbengkalai, sehingga dia pindah ke Malang di Universitas Merdeka Malang Jurusan Admistrasi Negara. Tahun 1989 ikut menamatkan studinya di kota apel tersebut.

\"3\"\"Waktu itu saya dapat predikat wisudawan terbaik oleh rektor, kemudian diminta mengabdi di almamater sebagai dosen, tapi permintaan orang tua aku harus balik ke Palembang,\" ujar Eko Agusrianto

Kemudian di Palembang waktu itu sempat mengajar di Taman Siswa sebagai dosen dan menjadi dosen di Fisipol Candra Dimuka. Kemudian tahun 1988 ada pembukaan wartawan Sumatera Ekspress yang saat itu dibawah pimpinan Surya Palo, sehingga Eko mencoba dunia jurnalis tersebut.

Eko kemudian sempat memegang jabatan redaktur halaman opini. Namun karena 1990-1991 Sumek (Sumatera Ekspres) bubar, hingga ia pindah menjadi koresponden Media Indonesia di Bengkulu dan sempat ditawari ditarik ke Jakrta.

\"Saya sempat ditawari di tarik ke Jakarta, tapi saya sudah berkeluarga. Dan pada tahun 1992 jadilah koresponden Media Indonesia, tapi tidak lama. Ada pembukaan tes CPNS ada penerimaan untuk lulusan sarjana dan ikut daftar tahun 1993 diangkat jadi PNS di Bengkulu,\" katanya.

\"3\"Penempatan tugas pertama menjadi PNS ditempatkan di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu, lalu dipromosikan menjadi Kaur Perencanaan. Lalu Eko ditarik ke kantor gubernur sebagai staf.

\"Jadi saya ditarik menjadi staf gubernur pada zaman Gubenur Pak Adjis Ahmad tahun 1997, kemudian masih ikut Pak Gubernur Andi Jalal, Pak Seman dan  Pak Hasan Zen. Setalah itu jadi Kasubag Tata Usaha dan merangkap ajudan Pak Salman Rupni tahun 1994,\" katanya.

\"Kemudian dipromosikan lagi pada zaman Pak Agusrin menjadi Kabag Protokoler karena sudah eselon IV, menjelang masa habis jabatan Pak Gubernur Agusrin periode pertama saya diangkat menjadi Sekretaris  Kadispenda selama 2 tahun. Pada tanggal 19 Juni 2012 oleh Pak Junaidi saya diberi amanah kepercayaan menjadi Kadishubkominfo sampai sekarang,\" ujar Suami Lia Kamalia Heriyani ini.

Obsesi hidupnya ingin mengwujudkan apa yang menjadi harapan Gubernur Junaidi Hamsyah ingin mengwujudkan Bandara Fatmawati menjadi bandara embarkasi. Kemudian keinginan selanjutnya itu ada terminal di bandara Fatmawti mengalami perwajahan betul-betul menjadi terminal yang ada peningkatan optimalisai terminal sehingga konsepnya itu menjadi terminal yang modern dan minimalis.

\"Alhamdulillah ini sudah kita rencanakan pembangunannya dengan panjang sekitar 110 meter. Kita coba bangun 2 tingkat, di atas untuk pemberangkatan dan di bawah untuk kedatangan. Insyallah sedang kita upayakan mudah-mudahan selesai diwujudkan tahun 2014,\" jelasnya.

Terkait masalah tugas pokok di Perhubungan. Eko mengaku dalam waktu dekat akan mencoba penerbangan jarak pendek Bengkulu-Enggano, Bengkulu-Muara Bungo dan Bengkulu-Krui.

Ingin Sukses Mesti Berani Bermimpi \"4\"Sedangkan motto  hidup Eko Agusrianto dalam setiap tindakan harus butuh seni. Dalam hidup, kemampuan memelilhara perubahan di tengah keteraturan dan memelihara keteratuan di tengah perubahan harus bisa dilakukan. Hal ini juga harus diimplementasikan dengan mengunakan seni memimpin.

\"Insyaallah kita bisa meraih kesuskesan dan kita harus berani bermimpi. Dengan mimpi inilah kita bisa menjadi semangat untuk meraih yang kita inginkan,\" ujar bapak 4 orang anak ini.

Selain itu, kata Eko, dengan bawahan harus bisa mengayomi, dengan teman-teman bisa koordinasi dan membangkitkan semangat, dan dengan atasan bisa memberikan masukan yang revelan sesuai tuntutan pembangunan dan harus peka. Artinya kita harus secepat mungkin merespon agar masyarakat tidak kecewa.(iyud)

\"eko\"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: