Menjaga Asupan Gizi Selama Puasa Agar Tetap Bugar
ilustrasi makanan bergizi 2-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Bulan suci Ramadhan telah tiba. Saatnya umat Muslim di seluruh dunia untuk berpuasa. Selain meningkatkan keimanan, berpuasa juga memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan.
Supaya kedua tujuan itu dapat tercapai, perlu pengaturan pola makan secara khusus. Pola makan dapat diartikan suatu kebiasaan menetap dalam hubungan dengan konsumsi makan yaitu berdasarkan jenis bahan makanan seperti makanan pokok, sumber protein, sayur, buah dan frekuensi makan. Pola makan dapat mengarah pada pola makan sehat dan tidak sehat.
Pola makan yang tidak sehat selama puasa ramadhan seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji, melewatkan makan sahur dan mengkonsumsi makanan dengan porsi yang berlebihan.
Pola makan yang sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud antara lain untuk mempertahankan kesehatan dan status gizi selama berpuasa dengan mengatur asupan gizi saat berbuka dan sahur.
BACA JUGA:5 Amalan Ini Jangan Sampai Lewat di Bulan Puasa Ramadan, Ustadz Abdul Somad: Mendulang Banyak Pahala
BACA JUGA:Jadwal Lengkap Imsak, Buka Puasa dan Waktu Sholat Bengkulu sekitarnya, Senin 27 Maret 2023
Selama berpuasa, pola makan akan berubah, karena hanya diperbolehkan makan saat pagi sebelum terbit fajar dan menjelang malam hari. Lambung dibiarkan kosong selama sekitar 13 jam.
Umumnya, tubuh memerlukan waktu 3-5 hari untuk beradaptasi dengan pola makan yang baru ini. Meski lambung kosong belasan jam, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tubuh akan tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas. Energi tersebut berasal dari cadangan energi berupa lemak yang tersimpan di bawah kulit, serta glikogen yang tersimpan di otot dan hati.
Dari aspek gizi, puasa paling tidak akan mengurangi asupan zat gizi, terutama energi, sekitar 20-30 persen. Namun dari aspek kesehatan, puasa ternyata memberi manfaat kesehatan terhadap tubuh. Bahkan di negara-negara maju, puasa dijadikan salah satu terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan beberapa penyakit degeneratif.
Selama berpuasa terjadi perubahan pola makan dari tiga kali menjadi dua kali sehari, dengan jadwal juga berubah. Perubahan frekuensi makan ini akan menurunkan jumlah zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, dalam seminggu pertama umumnya akan terjadi penurunan berat badan karena tubuh belum terbiasa dengan pola makan baru. Dalam minggu-minggu berikutnya tubuh dapat beradaptasi terhadap perubahan.
BACA JUGA:Jadwal Buka Puasa Bengkulu dan Sekitarnya Minggu 26 Maret 2023
BACA JUGA:Penyebab dan Tips untuk Mengatasi Bau Mulut Selama Puasa, Begini Caranya
Berikut ini pola makan sehat dengan 4J selama Ramadan, yang disampaikan oleh dr. Vikie Nouvrisia A., M.Gizi, SpGK
Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Mayapada Hospital Bogor :
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: