Mahasiswa Bengkulu Tuntut Ketua DPRD Provinsi Mundur dan Kecam Tindakan Represif Aparat Kepolisian

Mahasiswa Bengkulu Tuntut Ketua DPRD Provinsi Mundur dan Kecam Tindakan Represif Aparat Kepolisian

Foto bersama mahasiswa Cipayung, BEM Nusantara dan Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada) Bengkulu,-(foto: nur miessuary/bengkuluekspress.disway.id-

BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Aksi unjuk rasa Mahasiswa gabungan dari Cipayung, BEM Nusantara dan Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada) Bengkulu, dalam menolak kenaikan BBM subsidi, pada tanggal 13 September lalu berakhir ricuh dan belasan orang terluka. Mahasiswa sampaikan Mosi Tidak Percaya kepada DPRD Provinsi Bengkulu dan minta Ketua DPRD Provinsi Bengkulu mundur.

Hal ini disampaikan Koordinator Daerah BEM Nusantara Bengkulu, Robi Nababan, saat konferensi pers yang dilakukan bersama Cipayung, BEM Nusantara dan Ormada Bengkulu tadi malam, aksi unjuk rasa yang pihaknya lakukan awalnya berlangsung damai.

Bahkan setelah 2 kali dilakukan negosiasi, dimana awalnya Massa Aksi menuntut untuk menghadirkan seluruh Anggota DPRD Provinsi Bengkulu sebanyak 45 orang.

Tapi hanya disanggupi oleh Anggota DPRD sebanhak 24 orang, akan tetapi ketika Gubernur Bengkulu bersama Anggota Dewan keluar menemui massa aksi, ternyata hanya 19 orang Anggota DPRD yang hadir.

BACA JUGA:BEM Nusantara Datangi DPRD Provinsi

Sehingga membuat massa aksi menjadi emosi dan hendak masuk kedalam gedung DRPD. Gubernur Provinsi Bengkulu beserta anggota Dewan meninggalkan massa aksi.

"Aksi unjuk rasa yang kami lakukan pada Selasa, 13 September 2022 dalam aksi penolakan kenaikan BBM subsidi, aksi awalnya belangsung damai, namun efek dari tidak kooperatifnya anggota dewan dan aparat kepolisian yang membuat aksi diakhiri dengan kericuhan" terang Robi, (18/9/2022).

Akibatnya massa aksi mencoba masuk gedung DPRD secara kondusif, tapi dihalang-halangi oleh aparat keamanan, aksi mencoba masuk kedalam berlangsung kurang lebih 45 menit, sampai akhirnya aparat kepolisian memaksa bubar massa dengan menembakkan gas air mata dan air ke tengah kerumunan massa. 

Kericuhan berlangsung sampai dengan Pukul 18.15 dimana massa aksi terus dihujani dengan gas air mata sampai pada pukul 18.30 massa aksi bubar. 

Akibat kejadian tersebut sebanyak 14 masa aksi mengalami luka ringan pada bagian kepala dan dada, dari 14 masa aksi ada 3 masa menerima perlakuan represif dari aparat kepolisian luka lebam pada dada dan kepala. 

Sedangkan ke 14 korban masa aksi dilarikan ke rumah sakit terdekat dan 3 masa demonstran yang diamankan dan dibawa ke Mapolresta Bengkulu.

Pada pukul 19.30 sebagian massa aksi mendatangi mapolresta Bengkulu untuk menjemput 3 orang pengunjuk rasa yang diamankan, sesampai di Mapolresta Bengkulu para ia bersama rekan - rekannya merasa seakan dipermainkan.

Sehingga massa aksi memutuskan untuk membuat aksi solidaritas di depan Mapolresta Bengkulu sampai pada pukul 22.45 perwakilan dari massa aksi diperbolehkan masuk melihat kondisi 3 demonstran yang diamankan. Pada pukul 00.30 massa 3 orang demonstran dibebaskan.

"Memakan korban 14 orang diantaranya ada 3 orang yang memgalami luka dan lebam pada kepala,dada dan 11 orang lain nya mengalami sesak nafas dan luka- luka ringan," jelas Robi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: