Kepala Basarnas, F Henri Bambang Soelistyo SSos MM pun turun langsung ke Bengkulu untuk menggelar rapat koordinasi dan pembentukan forum koordinasi, potensi pencarian dan pertolongan daerah (FKP3D) dan sosialisasi SAR goes to school di Hotel Horizon Bengkulu, Rabu (18/5).
Selain itu, kepala Basarnas juga melihat langsung simulasi penyelamatan korban jatuhnya pesawat komersil tujuan Bengkulu-Mukomuko di perairan Bengkulu.
\"Bengkulu itu salah satu potensi besar terhadap kemungkinan adanya bencana dan musibah, kenyataannya memang seperti itu, seperti longsor, gempa, tsunami, banjir dan kebakaran,\" kata Soelistyo kepada awak media disela rakor.
Soelistyo mengungkapkan, dari sisi sumber daya manusia (SDM), pihaknya masih kekurangan personel. Idealnya Basarnas memiliki 5700 personel, sedangkan saat ini pihaknya hanya memiliki sekitar 3600 personel. Sementara, untuk di Provinsi Bengkulu sendiri personel SAR yang ada hanya 52 orang, sedangkan kebutuhan idealnya 120 orang.
\"Meskipun demikian, kekurangan personel itu tidak menjadi penghambat bagi kita untuk bertindak cepat dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang sedang mengalami musibah dan bencana. Oleh sebab itu, Basarnas meningkatkan soliditas dan sinergitas dari empat komponen SAR gabungan di daerah, sambil melengkapi kekuatan SAR yang ada secara bertahap,\" terangnya.
Soelistyo menuturkan, selain itu, SAR juga masih kekurangan sarana dan prasarana. Karena itu, ia berjanji ke depannya akan menjadikan Bengkulu sebagai prioritasnya untuk membangun sarana dan prasarana secara bertahap.
\"Saya lihat, dari kami untuk Bengkulu ini masih kurang, kita masih perlu untuk meningkatkan, baik kuantitas maupun kualitas tekhnologi. Saya berjanji bertahap ke depan, Bengkulu menjadi prioritas saya untuk membangun jumlah alud. Bersama-sama pemerintah daerah saya ingin menjadikan Bengkulu sebagai yang harus di perhatikan,\" janjinya.
Selain itu, dalam rapat koordinasi dan pembentukan forum koordinasi, potensi pencarian dan pertolongan daerah (FKP3D), sosialisasi SAR goes to school Basarnas yang bertujuan untuk meningkatkan soliditas dan sinergitas, serta budaya search and rescue (SAR) di Provinsi Bengkulu itu, dihadiri Wakil Gubernur, Rohidin Mersyah, Kasat Brimobda Bengkulu, Kapala Badan SAR Bengkulu, Deputi Bidang Potensi SAR Basarnas, Komandan Kodim Bengkulu, Komandan Lanal Bengkulu, Kepala BPBD Bengkulu dan seluruh Kepala SAR se-Sumatra.
Gelar Simulasi Setelah menyelesaikan rangkaian rapat koordinasi dan pembentukan FKP3D serta sosialisasi SAR goes to school, kepala Basarna dan tim SAR Bengkulu langsung menuju ke Pantai Panjang, tepatnya di depan Sport Centre untuk melakukan simulasi penyelamatan korban kecelakaan pesawat yang tengah torambang-ambing, di tengah laut.
Namun, saat tengah melakukan simulasi penyelamatan tersebut, tampak dua unit perahu karet SAR Bengkulu harus terbalik karena terhempas oleh kerasnya gulungan ombak Pantai Panjang. Oleh sebab itu, sepuluh orang rescue tim SAR yang berada di dua petahu itu harus berenang, untuk kembali ke bibir pantai tersebut.
Kronologis simulasi penyelamatan korban kecelakaan penerbangan itu berawal dari petugas komunikasi SAR Bengkulu melalui Kasubsi operasi SAR Bengkulu, meneruskan berita kecelakaan penerbangan tersebut kepada Kepala SAR Bengkulu, Agolo Suprapto SSos. Kemudian, Kepala SAR Bengkulu membentuk struktur organisasi operasi SAR dan menunjuk Kasubsi operasi sebagai on scene coordinator (OSC) dalam kecelakaan tersebut.
\"Lalu, saya selaku SMC melaporkan berita kecelakaan tersebut kepada Kepala Basarnas selaku SAR coordinator (SC),\" kata Agolo Suprapto, kepada BE kemarin.
Setelah mendapat informasi tersebut, OSC langsung memerintahkan para rescuer SAR Bengkulu menuju last know position (LKP) atau tempat kejadian perkara (TKP). Kemudian, OSC yang telah berkomunikasi dengan potensi SAR untuk membantu proses evakuasi, mengarahkan unsur SAR untuk meminta bantuan ambulance menuju LKP.
\"Sementara staf intelijen mengumpulkan informasi data pesawat yang mengalami kecelakaan, OSC memerintahkan Kapal Negara 213 dan rijit SAR yang ada di dermaga ASDP Pulau Baai untuk ke LKP,\" ujar Agolo.
Setelah tim SAR gabungan telah berada di bibir pantai dan mempersiapkan diri, serta peralatan evakuasi seperti delapan unit perahu karet, tim tersebut langsung melakukan simulasi penyelamatan, terhadap korban kecelakaan penerbangan yang berjumlah delapan orang tersebut.
\"Setelah 8 korban dengan berbagai macam kasus medis itu diselamatkan, mereka langsung di evakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M Yunus,\" imbuh Agolo. (470)