Beli Gabah Dimodali Rp 900 Juta

Jumat 30-01-2015,17:10 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

MUKOMUKO, BE – Pemda Mukomuko akan mengoperasikan mesin penggiling padi yang yang berada di Desa Pondok Panjang, tahun ini. Gabah milik petani akan dibeli dan disimpan hingga diolah menjadi beras. Modal yang telah diplotkan di APBD Kabupaten sebesar Rp 900 juta, yang dinamakan program ketahanan pangan. “ Ya, tahun ini mesin penggiling padi segera dioperasikan,” ujar Kepala Badan Penyuluhan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Mukomuko, Sukiman SP. Penggelolaan dan pengoperasian direncanakan bakal diserahkan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang dianggap mampu. Pembelian gabah nantinya disesuaikan dengan harga pasar. Selanjutnya gabah diolah menjadi beras hingga dipasarkan baik itu di dalam maupun luar daerah. \"Selama ini sudah ada Gapoktan yang membeli gabah dan mengolahnya menjadi beras, tetapi masih dalam jumlah terbatas,\" jelasnya. Dia membantah jika gabah dari Kabupaten Mukomuko, banyak dijual keluar daerah dan kembali ke Mukomuko menjadi beras. Melainkan banyak pengusaha dalam daerah yang membeli gabah keluar. Ini jika petani baru turun tanam. “ Jika sudah panen gabah melimpah dan cukup memenuhi kebutuhan didalam daerah hingga ada beras yang dijual keluar daerah,” ujarnya. Terpisah, Ketua Gapoktan Desa Arah Tiga, Andi mendukung penggiling padi milik pemerintah segera dioperasikan. Harga gabah saat ini Rp 6600 per kg atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp 5.500 per kg. Ini dikarenakan petani di wilayah Kabupaten Mukomuko mayoritas tengah turun tanam. Meskipun ada, hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah itupun sangat terbatas. Gabah dibeli dari petani dengan harga yang lumayan tinggi. Selanjutnya gabah dijadikan beras khususnya bagi kelompok yang mempunyai penggiling padi. Namun masih dalam jumlah yang sangat terbatas. Jika gabah melimpah, gapoktan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam daerah, melainkan menjual ke daerah lain. Seperti antar kabupaten hingga dibawa ke luar Provinsi Bengkulu, seperti ke Provinsi Jambi, Sumbar dan sejumlah provinsi lainnya. “Jika mesin penggiling padi milik pemerintah segera difungsikan. Diperkirakan bisa memproduksi beras mencapai 20 ton dengan hitungan beberapa jam,” demikian Andi. (900)

Tags :
Kategori :

Terkait