Petani Kopi Melirik Budidaya Aren

Rabu 26-06-2013,15:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

KEPAHIANG, BE - Produksi tanaman kopi yang terus mengalami penurunan baik harga ataupun komiditasnya, memaksa para petani kopi beralih melakukan budidaya tanaman aren. Ini seperti dirasakan oleh para petani di Desa Daspetah dan sekitarnya. Tokoh masyarakat Ujan Mas Kepahiang Netral Hendri mengungkapkan, sudah hampir 60 persen petani kopi di Daspetah beralih kebudidaya aren dengan  menyadap aren sebagai bahan baku gula merah. \"Harga gula aren itu saat ini mencapai Rp 15 Ribu per Kilo gram, sama dengan harga biji kopi saat ini. Jelas saja banyak warga beralih nyadap aren, apa lagi kalau air nira sedang banyak, bisa berkali-kali angkut dalam sehari,\" ujar Netral. Dikatakannya, warga Daspetah yang kurang lebih 4000 jiwa itu, sebagian besar bermatapencarian sebagai petani kopi dan aren. \"Kondisi seperti itulah yang memaksa para petani di Daspetah menyadap aren. Selain itu, masa bertani kopi cukup lama, sementara gula aren bisa berproduksi setiap hari,\" jelasnya. Dijelaskannya, faktor cuaca ekstrim juga mempengaruhi turunnya produksi kopi. Bahkan produksi kopi saat ini turun drastis hingga 50 persen jika dibanding musim sebelumnya. \"Seperti yang kita ketahui saat ini, cuaca tidak menentu. Bahkan sering kali angkin kencang, banyak bunga kopi yang gugur,\" katanya.. Menurutnya, berbeda dengan menyadap aren,  gula aren terus diminati dan harganya tinggi. Hanya saja, perlu dibutuhkan tenaga ekstra. \"Menyadap aren perlu tenaga ekstra, karena harus memanjat pohon yang cukup tinggi, dan kadang kala mempertaruhkan nyawa,\" tandasnya.(505)

Tags :
Kategori :

Terkait