Cegah Rabies Masuk Enggano, Karantina Bengkulu Amankan Kucing Tanpa Dokumen Kesehatan di Pelabuhan Pulau Baai

Rabu 23-04-2025,10:52 WIB
Reporter : Tri Yulianti
Editor : Rajman Azhar

BENGKULUEKSPRESS.COM -  Dalam upaya menjaga Pulau Enggano tetap bebas dari penyakit rabies,  Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Bengkulu meningkatkan pengawasan terhadap lalu lintas hewan peliharaan. 

Salah satu tindakan tegas dilakukan dengan mengamankan seekor kucing yang dibawa oleh penumpang kapal tujuan Pulau Enggano di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Kucing tersebut diamankan karena tidak disertai dokumen kesehatan yang sah, seperti Sertifikat Kesehatan Hewan dari daerah asal. 

Dokter Hewan Nurhamidah dari BKHIT Bengkulu mengatakan, hewan ini termasuk dalam kategori Hewan Penular Rabies (HPR), yang keberadaannya sangat diawasi guna mencegah masuknya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) ke wilayah Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu.

"Langkah ini merupakan bagian dari tindakan preventif untuk menjaga Pulau Enggano tetap bebas dari rabies,” ujar drh. Nurhamidah 

BACA JUGA:Karantina Siaga Lebaran, Pengawasan Komoditas Pertanian Diperketat

BACA JUGA:Hewan Peliharaan Dapat Membuat Anak Lebih Sehat? Ini Penjelasannya

 Ia juga mengimbau masyarakat untuk memahami pentingnya prosedur karantina dalam menjaga wilayah Indonesia dari ancaman penyakit menular berbahaya.

Menurut Nurhamidah, setiap hewan peliharaan yang akan dibawa ke Pulau Enggano wajib melalui pemeriksaan kesehatan dan memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, begitu pula sebaliknya.

Lebih jauh, Karantina Bengkulu terus memperkuat koordinasi dengan instansi terkait serta meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya rabies, penyakit zoonotik yang dapat menular dari hewan ke manusia dan memiliki tingkat kematian tinggi jika tidak ditangani dengan segera.

"Langkah ini menegaskan komitmen Karantina dalam mendukung program nasional Indonesia Bebas Rabies, sekaligus melindungi kawasan-kawasan strategis seperti Pulau Enggano dari ancaman penyebaran penyakit berbahaya," pungkas drh Nurhamidah. (tri)

 

Kategori :