Namun, ternyata ia tidak betah di sana, karena kotanya sepi dan tidak ada sanak saudara yang dikenalnya. Tanpa panjang fikir, pada hari itu juga ia memutuskan pulang lagi ke Pekalongan. Ia berkesimpulan tidak apa-apa tidak jadi hakim kalau tempat penugasannya seperti itu. Ia saat itu berfikir, ia akan memilih jadi pegawai saja. Lalu ia pun kembali ke PN Pekalongan. Dan, keadaan seperti itu berjalan kurang lebih tiga bulan.
Tiba-tiba di suatu hari, panitera PN Pekalongan menghampirinya dan menyampaikan bahwa betapa susahnya orang lain mau jadi hakim.
“Kamu sudah jadi hakim kok malah tidak jadi berangkat,” begitu kata Panitera.
Karena semangat dari Panitera dan teman-teman PN Pekalongan itulah, Yanto berangkat kembali ke Manna dan melanjutkan tugas di sana hingga enam tahun lamanya. Bahkan, di kota itulah Yanto kemudian menemukan belahan hatinya, seorang Wanita cantik jelita asal Bengkulu yang bernama Soprianti. Hingga kini Wanita cantik tersebut setia mendampingi Yanto dalam keadaan apapun dan di tempat manapun ia ditugaskan.
Yanto dan Soprianti menikah pada tahun 1997di Bengkulu Selatan. Pernikahan yang penuh berkah dan kebahagiaan tersebut dikarunia empat orang anak. Yang pertama Dyah Ayu Worosukenti, yang kedua almarhum Aris Setiawan, ia wafat saat usianya baru 40 hari, yang ketiga Yuristia Regina Putri, dan keempat Ratih Anggini Putri.
Sebelum dilantik menjadi Hakim Agung pada 2024, Dr. yanto melanglang buana dari satu pengadilan ke pengadilan lain untuk menjalankan tugasnya sebagai pengadil.
BACA JUGA:Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Tantangan Perlindungan Privasi di Indonesia
BACA JUGA:Multikultur di Desa Air Petai Bengkulu dalam Perspektif Filsafat dan Komunikasi
Berikut adalah daftar pengadilan, tempat Dr. Yanto bertugas hingga sekarang:
- Calon Hakim Pengadilan Negeri Pekalongan (1992)
- Hakim Pengadilan Negeri Manna (1995)
- Hakim Pengadilan Negeri Bengkulu (2001)
- Hakim Pengadilan Negeri Jember (2006)
- Wakil Ketua Pengadilan Negeri Tais (2009)
- Ketua Pengadilan Negeri Tais (2010)
- Ketua Pengadilan Negeri Bantul (2012)
- Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (2014)
- Wakil Ketua Pengadilan Negeri Sleman (2015)
- Ketua Pengadilan Negeri Sleman (2015)
- Ketua Pengadilan Negeri Depansar (2016)
- Ketua Pengadilan Negeri, Pengadilan TIPIKOR, Pengadilan Niaga, Pengadilan Hubungan Industri, Ketua Pengadilan HAM Jakarta Pusat (2017)
- Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Depansar (2020)
- Panitera Muda Pidana Umum/Hakim Tinggi Yustisial Mahkamah Agung RI (2021)
- Hakim Agung Kamar Pidana Mahkamah Agung RI (2024)
Selain aktif di dunia hukum, Yanto juga aktif mengajar. Beberapa kampus tempatnya menyebarkan ilmu hukum yaitu Universitas Janabadra Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Universitas Jaya Baya Jakarta, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jurusan D-IV Litigasi.
Dr. Yanto juga aktif menuangkan ide-ide ilmu hukumnya ke dalam buku. Di sela-sela waktu kerjanya sebagai hakim dan dosen, ia menyempatkan diri untuk menulis buku. Berikut adalah buku, karya Dr. Yanto:
- Hakim Komisaris dalam Sistem Peradilan Pidana (2013),
- Penerapan Diskresi dan Kebijakan Republik Serta Aspek Yuridisnya (2016),
- Aspek Pidana Dalam Kepailitan dan PKPU (2019),
- Penyalahgunaan Administrasi Dalam Konteks Penilaian Tindak Pidana Korups (2020),
- Kajian Hukum Terhadap Hak Asasi Manusia (2020),
- Pertanggungjawaban Korporasi Atas Tindak Pidana Pembakaran Lahan, Hutan dan Perkebunan yang Dilakukan oleh untuk atau atas Nama Korporasi (2020),
- Selayang Pandang Hukum Acara Pidana Integrated Criminal Justice System (2021),
- Pembinaan idiologi Pancasila bagi hakim tahun (2021)
- Praperadilan dalam Sistem Hukum Indonesia dalam Teori dan Praktek (2024),
Ayah empat orang anak ini juga merupakan sosok yang memiliki perhatian khusus pada musik. Ia yang mahir bermain gitar, kerap mengisi waktunya dengan bernyanyi dan mencipta lagu. Saat masih di sekolah, ia sangat suka dengan lagu-lagu Koes Plus dan Ahmad Albar, hal tersebut sampai menginspirasi untuk berpenampilan seperti Ahmad Albar. Beberapa lagu hasil ciptaannya yaitu, Pengabdian, Jakarta-Bali, Mars TNI Polri, Mars MA, Rindu dan Kasih Sayang, dan lainnya.
HAKIM DAN DALANG, KEDUANYA MENYENANGKAN
Perkenalan Dr. Yanto dengan wayang dimulai sejak masa kecilnya yang suka sekali menonton wayang. Lalu keinginannya untuk menjadi dalang muncul saat ia bertugas sebagai Ketua Pengadilan Negeri Bantul. Dahulu, setiap ada acara muspida (sekarang forkopimda) selalu ada penampilan wayang, di situlah ia selalu menonton wayang dari situlah ia mulai tertarik dan mulai mempelajari.
Lalu setelah lima kali belajar dan latihan, Dr. Yanto memberanikan diri untuk tampil pertama kalinya di Pendopo Kabupaten Bantul. Dan eureka, penampilan perdana tersebut mendapatkan antusias yang cukup baik dari penonton. Dari situ hingga sekarang, Dr. Yanto sangat menikmati ketika berperan sebagai dalang.
Baginya, dengan menjadi dalang ia bisa menyampaikan pesan-pesan kebaikan juga pesan-pesan yang berkaitan dengan ilmu hukum.