Oleh karena itu, meskipun yang melangsungkan pernikahan adalah putra gurunya, Gus Baha memilih untuk tidak menghadiri acara tersebut.
"Makanya saya tidak pernah datang ke acara buwoh. Saat putra guru saya nikah, saya tidak datang. Memang sengaja, sudah pada tahu kalau madzhab saya gitu," papar Gus Baha.
Gus Baha melanjutkan dengan menceritakan pengalamannya saat menikahi istrinya. Ia datang sendiri ke rumah mempelai wanita, tanpa diiringi rombongan atau perayaan apapun.
"Saya dulu pas nikah, punya anak buah banyak dan punya mobil banyak. Tapi saya nikah dari Jogja ke Pasuruan, istri saya dari Pasuruan naik bisa sendirian. Lalu sampai di sana diantar bapak lalu nikah," cerita Gus Baha.
Sejalan dengan keyakinannya mengenai hukum hajatan, Gus Baha berencana untuk tidak mengadakan hajat atau resepsi saat pernikahan anak perempuannya nanti.
BACA JUGA:Bila Tak Ingin Miskin, Gus Baha Sarankan Baca Doa Ini Setiap Pagi dan Sebelum Magrib
BACA JUGA:Segeralah Bertobat Bila Ada Tanda-tanda Ini, Karena Kematian Sudah Dekat, Ini Kata UAS dan Gus Baha
"Saya punya anak perempuan, saya bilang ke istri saya. Kalau saya masih hidup tidak akan punya hajat (resepsi)," demikian Gus Baha.
Itulah penjelasan Gus Baha tentang pendapatnya yang menyatakan hajatan hukumnya bisa menjadi haram. Semoga bermanfaat.(*)