Gus Baha juga menekankan pentingnya memiliki sikap tawadhu dalam kehidupan. Menurutnya, rasa rendah hati dan menjauhkan diri dari sifat sombong adalah perilaku yang harus senantiasa dijaga.
Sikap ini tidak hanya mendekatkan seseorang kepada Allah, tetapi juga membantu membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia, menjadikan hidup lebih bermakna dan penuh berkah.
"Tawadhu itu ya merasa sopan atau memang sopan betul," papar Gus Baha.
Gus Baha mengutip perkataan Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, yang menjelaskan bahwa jika seseorang kesulitan untuk tawadhu dengan perasaan, maka ia harus berusaha tawadhu melalui ilmu.
"Karena ilmu itu akan abadi," lanjut Gus Baha.
Gus Baha memberi contoh pribadi untuk menunjukkan sikap tawadhu. Meskipun ia mungkin dianggap penting di kampung atau kecamatannya sebagai seorang kyai, Gus Baha selalu mengingatkan dirinya dan orang lain bahwa agama sudah berjalan dengan baik jauh sebelum keberadaannya.
"Saya mungkin bisa merada hebat karena saya tokoh di sini, tapi pastikan sebelum ada saya, agama sudah jalan," ujar GUs Baha.
BACA JUGA:Jika Ada Tanda Uban di Kepala Orang, Gus Baha: Kiamat Sudah Dekat
BACA JUGA:Baca Doa Ini Minimal 3 Kali Sehari, Kata Gus Baha Bila Ingin Rezeki Lancar dan Menjadi Kekasih Allah
Pada kesempatan tersebut, Gus Baha menyampaikan pesan yang sangat penting mengenai rezeki.
Gus Bahamenegaskan bahwa manusia tidak perlu merasa khawatir mengenai kecukupan rezeki, karena Allah SWT tidak akan pernah kekurangan dalam menyediakan segala kebutuhan untuk makhluk-Nya.
"Kamu gak usah khawatir masalah cukupnya rezeki, Allah itu tidak akan bangkrut," pesan Gus Baha.
Gus Baha kemudian mengajak para jamaah untuk sejenak merenungkan bagaimana Allah SWT menyediakan rezeki bagi seluruh makhluk-Nya, termasuk hewan-hewan yang sudah ada sejak zaman dahulu.
"Lihat Allah mulai membuat langit dulu, memberi makan berapa banyak hewan, termasuk dinosaurus, unta, gajah, dan sampai sekarang tidak habis," ujar Gus Baha.
Dalam ceramah tersebut, Gus Baha menekankan bahwa Allah adalah Dzat yang Anfaqo, yaitu sumber pemberi infaq atau yang menyediakan kehidupan bagi seluruh makhluk-Nya.
Gus Baha juga menyatakan bahwa makanan yang diberikan Allah kepada berbagai jenis makhluk, termasuk dinosaurus dan ikan hiu, tidak akan pernah habis meskipun mereka mengonsumsinya dalam jumlah yang sangat besar.