Hal ini bisa membuat seseorang merasa hampa dan rendah diri, sehingga mencari pelampiasan dengan melukai tubuh.
3. Stres dan tekanan
Remaja seringkali menghadapi tekanan dari berbagai aspek kehidupan, seperti tekanan akademis dari sekolah, konflik dalam keluarga, atau tekanan dari teman sebaya.
Tekanan ini dapat menyebabkan remaja merasa tidak mampu mengatasi emosi mereka, sehingga melakukan self-harm sebagai cara untuk melepaskan tekanan dan mengatasi perasaan tidak mampu tersebut.
4. Merasa terisolasi atau tidak diterima
Remaja yang merasa terisolasi atau tidak diterima oleh keluarga, teman sebaya, atau lingkungan sosialnya. Mereka kemungkinan melakukan self-harm sebagai cara untuk mengatasi perasaan tersebut.
Nah, mungkin mereka merasa bahwa self-harm adalah satu-satunya cara untuk meredakan perasaan kesepian atau perasaan tidak dihargai.
BACA JUGA:Hubungan Jadi Toxic, Berikut Tanda-tanda Cowok Red Flag dalam Hubungan Percintaan
5. Tidak dapat mengatasi masalah
Tak sedikit remaja tidak memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah atau konflik dengan baik. Mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan atau mengelola emosi dengan cara yang sehat.
6. Masalah sosial.
Penyebab lain dari self harm adalah masalah sosial. Sering kali, perilaku negatif ini lebih rentan menyerang korban perundungan atau bullying, atau orang-orang yang sedang berada dalam kesulitan tertentu.
Tak heran jika perilaku ini lebih sering terjadi pada anak dan remaja. Jadi, orang tua tentu perlu Waspada, Ini Dampak Bullying pada Kesehatan Mental Anak.
Itulah tanda-tanda dan penyebab remaja sering melakukan self-harm. Dengan mengetahui informasi di atas kita dapat lebih peduli dan mengenal orang-orang sekitar kita serta menjadi tempat bercerita bagi mereka yang mengalami gangguan mental serta menjadi suport system untuk mereka.