Cara beternak ayam kampung yang populer di kalangan peternak adalah dengan menggunakan sistem umbaran, di mana tidak ada kandang yang khusus ditentukan.
Prinsip sistem ini adalah memberikan kebebasan bagi ayam untuk bergerak secara bebas di sekitar area peternakan, dengan tujuan untuk melindungi mereka dari cuaca buruk dan gangguan manusia.
Dalam sistem umbaran, ayam dibiarkan lepas pada pagi hari untuk mencari makanan dan beraktivitas di sekitar pekarangan atau lahan terbuka. Namun, saat menjelang sore atau malam, mereka dimasukkan kembali ke dalam kandang untuk melindungi mereka dari predator atau cuaca yang tidak bersahabat.
Meskipun sistem ini tidak cocok untuk daerah perkotaan karena ruang terbatas, namun sangat efektif dilakukan di daerah pedesaan dengan pekarangan luas.
Kelebihan utama dari sistem umbaran adalah efisiensi dalam penggunaan pakan dan perawatan harian yang lebih hemat. Ayam cenderung mencari makanan tambahan sendiri, mengurangi biaya pakan yang dikeluarkan oleh peternak.
Namun, kelemahannya adalah produktivitas yang rendah karena ayam memiliki akses terbatas untuk bertelur dan berkembang biak secara alami.
Meskipun demikian, sistem ini memungkinkan perkawinan dan penetasan telur secara alami, serta memungkinkan ayam untuk merawat anak-anaknya dengan lebih baik.
BACA JUGA:Peternak Wajib Tahu! Daftar Nama PT Kemitraan Ayam Broiler
8. Sistem semi intensif
Cara beternak ayam kampung berikutnya adalah dengan menggunakan sistem semi intensif, yang biasanya melibatkan penggunaan kandang namun dengan ukuran yang lebih besar daripada sistem kandang konvensional.
Sistem ini lebih cocok untuk diterapkan di daerah perkotaan, di mana kandang akan dikelilingi pagar untuk mencegah ayam keluar dari lingkungan yang ditentukan.
Dalam sistem semi intensif, perkawinan ayam dilakukan menggunakan kandang koloni yang memiliki ukuran lebih luas, sekitar 1×2 meter dengan tinggi sekitar 0,75-1 meter.
Kandang ini dapat menampung sekitar 6 induk betina dan 1 ekor jantan yang akan dikawinkan untuk menghasilkan telur. Setelah perkawinan, telur yang dihasilkan akan segera dipindahkan dan ditempatkan di kandang induk lainnya untuk diinkubasi, baik oleh ayam maupun menggunakan inkubator.
Proses inkubasi membutuhkan waktu sekitar tiga hari sejak telur tersebut dibuahi untuk memastikan bahwa telur tersebut fertil dan dapat menetas. Telur yang sudah menetas akan menunjukkan pertumbuhan embrio di dalamnya.
Selain ayam, kandang koloni juga dapat digunakan untuk mengerami telur unggas lain seperti entog atau bebek, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas ternak secara keseluruhan.(**)