BENGKULUEKSPRESS.COM - Viralnya video perkelahian pelajar SMPN di Kota Bengkulu tampaknya berbuntut panjang. Padahal baik korban maupun para pelaku perkelahian sudah sepakat berdamai baik di ranah sekolah maupun di kepolisian.
Pasalnya kejadian itu, kembali menyita perhatian Unit Pemberdayaan Peremuan dan Anak (PPA) Provinsi Bengkulu.
Pada Kamis (2/2/203) lalu, Ainul Mardianti didampingi unit PPA Pemerintah Kota Bengkulu Ermawati memediasi pelajar SMP yang terlibat perkelahian dengan didampingi orang tua pelajar tersebut.
Pada kesempatan itu, tim PPA, Ainul Mardianti menanyakan kepada siswa untuk mencari akar permasalahan hingga menjadi pemicu perkelahian, karena persoalan ini sudah berlangsung damai maka diminta kepada pelaku AC bersama rekan-rekannya untuk meminta maaf, dan bersedia memberikan dana untuk pengobatan kepada korban.
BACA JUGA:Pelajar SMP di Bengkulu Adu Jotos, Polisi Turun Tangan
BACA JUGA:Pelajar SMP di Bengkulu Adu Jotos, Ini Tindakan Sekolah
"Hasil rapat tersebut bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan permasalahan ini dan pihak keluarga korban telah menerima uang dari pihak keluarga pelaku yang akan digunakan untuk proses pemeriksaan CT-Scan di Rumah Sakit. Agar persoalan ini tidak kembali mencuat dan selanjutnya akan dilakukan penyelesaian dengan menandatangani berkas perjanjian damai," kata Ainul.
Tak hanya itu, pihaknya juga meminta kepada para pelajar agar kejadian perkelahian ini tak terulang di kemudian hari. Ia juga berpesan kepada orang tua/wali pelajar agar terus melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya.
"Perlunya pengawasan kepada anak-anak sehingga diperlukan peran orang tua dan keluarga dalam mendidik anak dan tidak sepenuhnya diserahkan tanggung jawab kepada guru di sekolah," sambungnya.
Sekolah Berikan Sanksi
Pihak sekolah akhirnya memberikan sanksi berupa skor kepada delapan pelaku dan korban perkelahian siswi SMPN di Kota Bengkulu.
Didalam video berdurasi 38 detik itu, terlihat dua pelajar yang berkelahi, dimana seorang pelajar yang emosi menendang korban, kemudian memukul korban dan membenturkan kepala korban ke aspal. Enam orang pelajar yang menyaksikan dan merekam kejadian perkelahian dengan menggunakan seragam sekolah. Sayangnya korban tidak hadir karena alasan sakit dan mendapat perawatan dari medis.
Kepala Sekola SMP tersebut yakni Sari Hutami MPd mengatakan, kehadiran PPA tingkat provinsi dan PPA tingkat kota dapat memberikan dukungan dan memediasi dengan mengundang orang tua pelaku dan orang tua korban, dengan harapan persoalan ini tidak bias.
"Proses mediasi ini sudah empat kali pertemuan, pertama di sekolah, kemudian mengundang prang tua di sekolah, kemudian di polsek serta hari ini kembali digelar pertemuan di sekolah, " ujarnya.
Karena video viral ini telah membawa dan mencoreng nama baik sekolah, maka kedua belah pihak mendapatkan sanksi, baik yang menjadi korban, pelaku hingga yang menyaksikan dan merekam perkelahian itu.