Waspada Virus WannaCry, Back Up Data Secara Berkala

Waspada Virus WannaCry, Back Up Data Secara Berkala

\"\"

BENGKULU, BE - Sesuai rekomendasi dari Kementerian Kominfo, kepada semua instansi di Pemprov Bengkulu untuk menjalankan sistem backup (cadangan) data secara berkala untuk mengantisipasi serangan virus wannacry terjadi agar data-data yang sudah ada di server tidak hilang.

Kepala Bagian (Kabag) Kerjasama Lintas Sektoral dan Daerah, Biro Perencanaan, Setjen Kemkominfo RI Ir James Simatupang mengatakan, pihak Dirjen Aplikasi dan Informatika (Aptika) Kemkominfo sedang memformulasi untuk mengantisipasi serangan virus wannacry yang marak akhir-akhir ini.

\"Kami sudah melakukan upaya pencegahan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak internasional untuk mencegah serangan virus Wannacry menyerang komputer di Indonesia,\" ujarnya, kemarin (16/5).

Ia menjelaskan, virus ini sudah menyerang hampir di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. \"Kami tetap waspada karena sudah ada dua rumah sakit yakni RS Kanker Dharmais dan RS Jantung Harapan Kita telah terserang virus tersebut. Jadi kami mengantisipasi jangan sampai ada serangan berikutnya,\" jelasnya.

Diungkapkan James, cara kerja virus ini adalah dengan membuat file-file di komputer tidak dapat dibuka kecuali setelah membayar uang tebusan sebesar $300 baru bisa mengakses komputer lagi. \"Kalau tidak dibayar maka data di komputer akan terhapus semua,\" ungkapnya.

Maka untuk itu ditegaskannya ia mengharapkan untuk semua instansi agar melakukan backup data secara berkala untuk mengantisipasi apabila virus menyerang.

\"Jangan sampai kita kita tidak memiliki data salinannya, bila diserang virus maka hal ini akan semakin menyulitkan dan menurunkan kualitas pelayanan,\" tegasnya.

Sementara itu Wakil Gubernur Bengkulu Dr drh Rohidin Mersyah mengatakan, serangan hacker beberapa waktu yang lalu yang membuat website resmi pemerintah Provinsi Bengkulu mati total, belum lagi ada tambahan virus baru WannaCry.

\"Kami harap kominfo untuk dapat meningkatkan kemananan website Kominfo dan harapan kami semua website kominfo dapat dijaga dengan baik karena website miliki pemerintah adalah perantara untuk menginformasikan ke OPD dan masyarakat umum,\" jelas Wagub.

Kominfo Provinsi Bengkulu harus mampu mengamankan data yang ada di kominfo tersebut. Jangan sampai ada orang yang tidak bertanggung jawab atau hacker merusak halaman website milik Pemerintah Provinsi Bengkulu.

\"Peran Diskominfo dalam mengamankan basis data sangat penting dan sudah menjadi kewajiban Diskominfo untuk meningkatkan keamanan website,\" ujarnya.

Kedepan untuk meningkatkan keamanan data di kominfo, Wagub berencana perlu diadakan pelatihan karena sifatnya data milik pemerintah itu penting dan harus dijaga, apalagi informasi yang diberikan adalah seluruh pelayanan publik, kalau terjadi masalah maka akan sangat merepotkan.

\"Bila semua layanan yang diberikan oleh kominfo sudah berjalan baik dan nyaman maka banyak orang mendapatkan informasi yang tepat dan bermanfaat,\" terangnya.

Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Media dan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik Provinsi Bengkulu, Drs H Puthut Eko Pramono MSi mengatakan, jika yang diretas tersebut bukan website milik Pemprov Bengkulu melainkan server Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI.

\"Bukan hanya website miliki pemerintah provinsi saja yang terkena dampaknya tetapi beberapa website LPSE dan semua website OPD mati seperti LPSE, ULP, BPBD, Dinas Pendidikan,\" ungkap Puthut.

Dikatakannya, server Kementerian Kominfo yang diretas menyebabkan banyak domain yang terkena imbas. Sekarang tim IT Kementerian Kominfo akan merecover hosting servernya.

\"Artinya, yang dihack bukan ditujukan ke domain kita, tapi karena hosting domain kita diserver Kementerian Kominfo, maka kita hanya kena dampaknya,\" jelas Puthut.

Disinggung masalah berapa lama agar website tersebut bisa diakses, Puthut menyampaikan, tidak dapat memastikan secara pasti. Sebab, jelas Puthut, dari Dinas Kominfo Provinsi Bengkulu, masih menunggu tim IT dari Kementerian Kominfo. \"Kita hanya bisa menunggu hasilnya, mudah-mudahan secepatnya,\" sambungnya.

Puthut mengatakan, hampir semua instansi di pemerintahan dapat diserang virus WannaCry ini dikarenakan banyaknya instansi, telah memiliki server dan jaringan ke pusat.

\"Banyak server yang terhubung langsung ke pusat seperti Dukcapil, Kantor Pajak, Perbankan karena mereka telah memiliki server sendiri yang terhubung ke pusat,\" ujarnya.

Meskipun demikian, terang Puthut, Kominfo tetap memberikan imbauan serta tahapan-tahapan keamanan, yang harus diikuti. Dengan tujuan, agar data di seluruh dinas/instansi di Provinsi Bengkulu bisa diselamatkan.

\"Jadi sekarang antisipasinya adalah mematikan terlebih dahulu seluruh jaringan internet pada komputer, update windows, update antivirus serta non aktifkan fungsi Server Message Block (SMB). Sementara, untuk instansi yang rawan, diwajibkan untuk melakukan backup data terlebih dahulu,\" jelasnya.

Terakhir ia mengatakan semoga dengan langkah antisipasi ini maka website pemerintahan tidak akan terkena dampak dari virus ini.

\"Kita sudah diberi oleh kementerian kominfo saat pagi-pagi sebelum memulai aktivitas matikan dulu jaringan internetnya, semoga dengan langkah antisipasi ini maka virus ini tidak akan menyebar,\" pungkasnya.

KPPN Matikan Jaringan Interner

Sementara itu, Direktorat Jendral Perbendaharaan Negara (DJPBN) RI sudah menginstruksikan kepada semua Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan Negara beserta Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di seluruh Indonesia untuk mematikan sementara jaringan internetnya guna mengantisipasi penyebaran virus Ransomware bernama Wanna Decryptor atau WannaCry.

Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah DJPBN Provinsi Bengkulu Mukhlisin SSos mengatakan, jaringan internet mulai dimatikan sejak Senin 15 Mei 2017 mulai pukul 06.00 WIB.

\"Ini adalah langkah antisipasi yang dilakukan karena samapi saat ini kita belum memiliki antivirus untuk virus Wannacry ini,\" ujarnya kemarin (16/5).

Imbauan tersebut dilakukan di seluruh Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan Dan KPPN di seluruh Indonesia oleh Dirjen Perbendaharaan Negara RI agar melakukan duplikasi data (back up data) ke media penyimpanan luar seperti hard disk eksternal, flashdisk sebagai upaya penyelamatan data jika virus tersebar.

\"Jangan lupa selalu backup data-data penting agar nanti tidak kesulitan saat virus ini menyerang,\" ujar Mukhlisin.

Seperti diketahui, Ransomware bernama Wanna Decryptor atau WannaCry ini sudah menginfeksi ribuan komputer di seluruh dunia sejak pekan lalu. Virus itu menyerang komputer yang memakai sistem operasi Windows versi 2008 ke bawah.

\"Di Indonesia, dua rumah sakit yakni RS Kanker Dharmais dan RS Jantung Harapan Kita telah terserang virus tersebut. Jadi virus ini bisa saja semakin meluas,\" sambung Mukhlisin.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus, pihak KPPN disarankan tidak membuka surat masuk pada email jika tidak jelas isi atau formatnya. Ia memastikan, proses karantina ini akan dilakukan bagi perangkat komputer yang terkena virus.

\"Jangan membuka atau mendownload email tidak jelas karena berpotensi mengandung virus,\" tegasnya.

Diakui Mukhlisin, pihaknya sekarang terus waspada akan penyebaran virus ini dengan melakukan pengecekan dan pemeriksaan terhadap perangkat komputer yang menggunakan windows.

\"Kami juga sudah mengarahkan untuk bagian informasi dan teknologi (IT) bagaimana agar virus ini tidak menyebar ke perangkat komputer,\' tuturnya.

Dikatakannya, virus ini sangat merugikan karena bisa mengakibatkan pelayanan terhadap masyarakat harus dilakukan secara manual dan menghabiskan banyak waktu. \"Kalau sampai terjangkit virus ini maka kualitas pelayanan kepada masyarakat akan terganggu,\" tambahnya.

Lebih lanjut diakuinya apalagi bila virus menyerang beberapa yang pelayanan publik seperti perizinan dan keuangan yang rawan diserang virus.

\"Antisipasi pengamanan dilakukan satu hari dengan melakukan update antivirus yang baru dirilis oleh windows karena bisa menyusahkan bila beberapa instansi vital diserang virus ini,\" lanjut Mukhlisin.

Terakhir ia mengatakan untuk saat ini memang belum ada laporan masuk terkait virus ini di instansi pemerintahan, namun ia mengaku pihaknya tetap waspada terhadap kemungkinan terkecil sekalipun terkait penyebaran virus ini.

\"Memang saat ini laporan belum ada, tapi kami tetap siaga dan waspada agar jangan sampai tersebar, namun kami tetap beraktivitas normal seperti sebelumnya hanya saja lebih berhari-hati,\" tukasnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: