Pintu Gerbang Sekolah Sudah Lama Rusak
Terkait Kematian Balita di Melao MANNA, BE – Kepala Desa Melao, Manna, Asmin mengatakan, pintu gerbang SDN 25 Bengkulu Selatan (BS) yang ada di desanya, yang menimpa korban hingga tewas sudah lama rusak. Sebab itu ia sangat menyayangkan pintu gerbang tersebut memakan korban jiwa. Mengingat pekarangan sekolah tersebut tempat bermain anak-anak karena di komplek sekolah ada rumah warga, semestinya pintu itu diperbaiki.
\"Semestinya pintu gerbang itu diperbaiki, karena pekarangan sekolah tempat anak-anak main, dimana pintu gerbang itu setiap saat selalu buka tutup,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala SDN 25 BS, Asmawani SPd mengatakan, jika pagar sekolah masih bagus. Hanya saja lantaran karena sudah lama dipasang, sehingga mulai rusak. Bahkan terkadang roda pintu keluar dari relnya.
“Pintu itu masih bagus, hanya terkadang kalau sering buka tutup, rodanya keluar dari rel saat didorong atau ditarik,” ujarnya.
Dikatakannya, pintu gerbang tersebut tidak pernah dikunci. Pasalnya di pekarangan sekolah dijadikan tempat bermain anak-anak, ditambah lagi di komplek sekolah ada rumah warga. Sehingga pintu sering terbuka. Dengan kondisi tersebut, pihak sekolah juga tidak bisa memasang gembok, lantaran bukan jalan pribadi sekolah.
“Memang pintunya tidak pernah digembok, sebab menjadi jalan umum, sehingga diperkirakan saat korban melintas atau mau menutup pintu itu, rodanya keluar dari rel dan roboh,” ujarnya.
Akan tetapi, setelah pintu gerbang yang terbuat dari besi memakan korban, dirinya mengaku pihak sekolah akan memperbaikinya agar membuka dan menutup pintu pagar menjadi lancar dan roda pintu tidak keluar dari relnya.
“Dengan kejadian ini, pintu akan segera kami perbaiki, agar ke depan tidak memakan korban lagi,” terangnya.
Adapun orang tua korban, Sinardi (45) tidak menyangka anaknya, Habibah akan meninggal dalam usia masih sangat belia yakni 3,5 tahun. Bahkan anak bungsunya dari 5 bersaudara itu baru tiga minggu menginap di rumah kakaknya di Desa Melao. Sebab selama ini ikut dirinya di Kota Bengkulu.
“Saya tidak kaget saat ditelepon anak saya yang merupakan kakak dari almarhuma, pertama menyatakan ditimpa pintu sekolah, lalu nelpon lagi mengatakan sudah meninggal, bahkan firasat pun tidak ada,” katanya saat ditemui di rumah duka kemarin dan mengaku ikhlas melepas kepergian anaknya menghadap sang pencipta.
Sekedar mengingatkan, Kamis (9/2) sekitar pukul 13.30 WIB korban tewas karena tertimpa pintu gerbang SDN 25 BS yang terbuat dari besi. Sebelum meninggal, korban yang sebelumnya dari rumah kakaknya, Eva hendak main ke rumah bibinya Munia di komplek SDN 25 BS. Kemudian karena pintu tertutup, korban yang saat itu bersama temannya kemudian membuka pintu gerbang sekolah yang hanya ditempelkan pada tiang pagar yang terbuat dari besi dengan cara mendorongnya. Lalu setelah masuk ke pekarangan SDN 25. Korban berinisiatif menutup lagi pintu gerbang sekolah tersebut. Rupanya saat korban mendorongnya agar menutup gerbang, pintu gerbang tersebut lepas. Dan menimpa tubuk korban. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun saat dirawat korban menghembuskan napasnya yang terakhir. Jenazahnya dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat, Kamis (9/2) sekitar pukul 18.15 WIB.(369)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: