Aset Pabrik Minyak Goreng Akan Didata
ARMA JAYA, BE- Terbengkalainya seluruh aset pabrik minyak goreng yang diresmikan tahun 2007 lalu mulai mendapat kejelasan. Pasalnya, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Bengkulu Utara (BU) akan melakukan pendataan dan pengumpulan seluruh aset pabrik yang dikelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Arma Niaga tersebut. Sayangnya, tujuan pendataan ini bukan untuk mengaktifkan kembali pabrik itu, melainkan untuk dilakukan lelang dan pengalihan aset yang masih bisa dimanfaatkan.
Kepala DPKAD BU, Drs H Kisro Zanito MM mengatakan pihaknya telah mengagendakan pendataan seluruh aset pabrik minyak goreng BUMD Arma Niaga. Seluruh aset itu, tambahnya, akan dikumpulkan, dicek fisik serta dinilai. Selanjutnya diserahkan kepada Bupati Bengkulu Utara Ir Mian selaku penguasa aset apakah nantinya akan dilakukan lelang ataupun dimanfaatkan yang masih bisa difungsikan.
‘’Iya, 2017 ini kita data semua asetnya. Kemudian langkah apa yang akan diambil berikutnya, menunggu arahan dari Pak Bupati, dilelang atau dialihkan,’’ ujarnya kepada Bengkulu Ekspress (BE) saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin (9/12).
Disinggung mengenai keberadaan BUMD Arma Niaga selaku pengelola seluruh aset pabrik minyak goreng tersebut, ia menyebutkan tidak ada kejelasan.
Artinya BUMD masih terdata, namun struktur organisasi sudah bubar dan tidak ada aktifitas yang dilakukan. Sehingga ini juga harus dilakukan evaluasi melalui dinas terkait.
‘’Kalau bubar secara resmi belum, tapi seluruh struktur kepengurusan BUMD tidak ada lagi,’’ ungkapnya.
Untuk itu, pihanya akan melakukan pendataan seluruh aset, agar ada kejelasan aset yang dimiliki Pemerintah Daerah (Pemda) Bengkulu Utara. Jangan sampai dalam pembukuan selalu terdata, namun faktanya aset itu tidak ada. Kemudian semua aset itu juga dapat dipertanggungjawabkan.
‘’Kita benahi semuanya mulai tahun depan. Agar aset ini tidak menjadi beban lantaran selalu tercatat, namun tak jelas fisiknya,’’ pungkasnya.
Untuk diketahui, pabrik minyak goreng yang berada di Desa Talang Denau Kecamatan Arma Jaya hingga kini dibiarkan terbengkalai. Padahal pembangunan pabrik telah menghabiskan anggaran pemerintah pusat dan daerah miliaran rupiah.
Pabrik minyak goreng ini juga diresmikan secara besar-besaran yang dihadiri Direktorat Jenderal (Dirjen) Perekonomian mewakili Menteri Perekonomian (Menko) yang kala itu dijabat oleh Dr Rizal Ramli.Namun sayangnya berdasarkan informasi yang dikumpulkan BE, pabrik pengolahan minyak kepala sawit ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Arma Niaga yang hanya beroperasi kurang lebih 7 bulan. Kemudian sempat beralih fungsi menjadi pengolahan sabun. Namun juga hanya bertahan selama 2 bulan. Akhirnya benar-benar berhenti hingga saat ini tidak pernah lagi beroperasi.
Adapun beberapa aset yang dibiarkan terbengkalai yakni 2 unit mobil tangki dilengkapi peralatannya. Posisi mobil ini 1 unit dibiarkan terbengkalai di depan pabrik dan 1 unit lagi dibiarkan dibelakang kantor UPTD Pengujian Kendaraan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) di Desa Gunung Selan.
Selanjutnya aset lain yang terbengkalai 5 bangunan gedung, yakni 1 gedung utama pabrik dilengkapi mesin pengolahan minyak goreng. 1 gedung kantor direktur dan staf pabrik. Kemudian 2 gedung pengolahan yang berada di samping kanan belakang gedung utama juga dilengkapi mesin pengolahan. Selanjutnya gedung tempat genset lengkap dengan mesinnya. Persis disamping gedung itu, juga ada 1 WC pekerja pabrik yang juga tak terawat.(816)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: