Puluhan Siswa Belajar di ‘Sarang Nyamuk’

Puluhan Siswa Belajar di ‘Sarang Nyamuk’

MUKOMUKO, BE – Aktivitas belajar mengajar di 3 kelas di SDN 09 Mukomuko yang berlokasi di Desa Pulai Payung, Kecamatan Ipuh sungguh memprihatinkan. Pasalnya selama 4 tahun ini, puluhan siswa dan guru melalui proses belajar mengajar di sarang nyamuk.

Ketua Komite SDN 09 Ipuh, Mustarrudin, dikonfirmasi Bengkulu Ekspress menyampaikan, saat ini sebanyak 75 murid yang belajar di ruang darurat itu, yakni kelas dua sebanyak 22 orang, kelas tiga 23 orang dan kelas lima 30 orang.

Ia mengatakan, aktivitas mengajar dan mengajar di ruang terbuka namun sempit seperti gubuk, yang hanya beralaskan tanah, dinding papan dan atap seadanya. Memang proses belajar mengajar seperti biasa, namun yang menjadi kekhawatiran setiap hari nyamuk berkeliaran di ruangan darurat tersebut. Sebab, lokasi sekolah itu masih berada di kawasan perkebunan sawit. \"Setiap hari siswa ini belajar bersama nyamuk. Kita khawatir kesehatan siswa itu bisa terganggu karena gigitan nyamuk,\" ujar Mustaruddin.

Ia mengaku, proposal supaya sekolah mereka dibangun ke Dispendikbud Kabupaten Mukomuko sering disampaikan, namun hingga tahun keempat ini belum ada respon dan realisasi untuk menambah sarana dan prasarana khususnya tempat aktivitas belajar dan mengajar di sekolah tersebut. \"Kita sudah mengajukan proposal, tetapi belum ada respon dari pemerintah. Mengingat setiap tahun murid di sekolah ini terus bertambah, maka komite sekolah bersama dewan guru secara swadaya membangun ruangan seadanya. Paling tidak tetap dapat dilakukan aktivitas belajar dan mengajar,” ujarnya.

Syamsurizal, tokoh masyarakat Ipuh menyampaikan, gedung belajar di SDN 09 sudah sangat mendesak dan harus segera dibangun oleh pemerintah dan pihak terkait lainnya. Sebab, tidak hanya anak – anak usia sekolah dasar yang berasal dari Desa Pulai Payung saja yang menuntut ilmu di sekolah tersebut, tetapi sejumlah desa tetangga, termasuk anak – anak karyawan perusahaan juga menyekolahkan anak – anaknya di SDN 09 Ipuh tersebut.

\"Kami minta pemerintah prioritaskan penambahan ruangan di sekolah tersebut. Ini merupakan kewajiban pemerintah. Dan harus ada keadilan dan perhatian yang sama antara sekolah di pusat ibukota kabupaten maupun sekolah yang jauh,” pungkasnya. (900)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: