PNS Rutan Kabur, Warga Temui Ka Rutan

PNS Rutan Kabur, Warga Temui Ka Rutan

KOTA MANNA, BE – He (37) Pegawai Rutan Kelas II B Manna Bengkulu Selatan (BS) yang digerebek warga di rumahnya di Jalan Damai RT 10, Kelurahan Padang Kapuk, Kota Manna Kamis (3/12) sekitar pukul 22.00 WIB lalu karena mengurung wanita idaman lain, Di (21), warga asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, saat ini menghilang. Akibatnya rencana cuci kampung dengan penyembelihan satu ekor kambing gagal dilaksanakan. Padahal rencana cuci kampung digelar kemarin sekitar pukul 14.00 WIB di rumah ketua RT.

“Sampai saat ini (14.45 WIB kemarin red), kami tidak tahu keberadaan He dan Di, sehingga cuci kampung gagal digelar,” ujar Ketua RT 10, Insan kepada BE kemarin (6/12).

Padahal, sambung Insan, saat dibawa ke rumah dirinya, He mengaku siap menggelar acara cuci kampung dan juga mengakui telah mengurung wanita lain di rumahnya, disaat istrinya sedang berada di rumah orang tuanya.

Atas ulah He dan Di ini, warga pun akan melaporkannya ke Kepala Rutan kelas IIB Manna karena telah ingkar janji untuk menggelar cuci kampung.

“Sesuai dengan perjanjian, jika pukul 14.00 WIB cuci kampung tidak digelar dan He serta pasangannya Di tidak hadir, maka kami akan melaporkanya ke kepala Rutan, laporan itu akan kami sampaikan besok (hari ini red),” terang Insan.

Laporan Selingkuh Ditolak

Sementara itu, Istri He, Wamastiana (25) warga Desa Talang Indah, Bunga Mas kepada BE kemarin mengaku, setelah mengetahui suaminya berselingkuh dan digerebek warga, dia langsung datang ke lokasi.

Kemudian pada Jum’at (4/12) dia mendatangi Mapolres BS untuk melaporkan sang suami, He, karena sudah berselingkuh dengan wanita lain. Hanya saja, setelah ke Mapolres BS, dirinya bersedih, sebab laporannya ditolak.

“Saat saya mau melapor, namun laporan saya ditolak. Saat itu ada polisi yang menemui saya dan ada Kepala Rutan Kelas IIB Manna BS,,” ujar Mawastiana.

Alasan oknum polisi itu menolak laporannya karena laporannya itu tidak cukup bukti. Sebab pengakuan dari He, dirinya dijebak warga. He mengaku saat warga datang, dia sedang makan dan waktu itu masih pukul 22.00 WIB. Sedangkan laporan itu harusnya laporan perzinahan bukan perselingkuhan.

“Saya pergi dari rumah itu juga karena diusir suami, dirinya tidak mau lagi melihat muka saya di rumah itu, saya pergi baru tiga minggu. Saya saat ini bingung kemana saya harus mengadu,” terangnya sambil menangis dan berharap suaminya dapat dihukum setimpal dengan perasaannya yang hancur akibat dihianati.

Kasat Reskrim Mapolres BS, Iptu Risqi Akbar ketika dikonfirmasi, mengakui memang Wastiana sempat mendatangi Mapolres BS, untuk melaporkan dugaan perselingkuhan suaminya itu. Namun karena waktu itu kebetulan dana Kepala Rutan (Ka Rutan) di Mapolres BS, Karutan menyarankan kepada Mawastiana untuk menyelesaikan masalah itu secara kekeluargaan.

“Kami tidak menolak laporannya, kebetulan kemarin ada Ka Rutan juga di Polres, disarankan Ka Rutan untuk menyelesaikan secara kekeluargaan dulu,” ujar Kasat Reskrim.

“Kalau memang yang bersangkutan mau melapor ya silakan. Tidak boleh laporan warga ditolak, selama itu adalah pidana,” tegas Kasat.

Sebelumnya, Kamis (3/12) malam sekitar pukul 22.00 WIB, warga Jalan Damai RT 10 kelurahan Padang Kapuk, Kota Manna, menggerebek rumah He (37), seorang PNS di Rutan Kelas IIB Manna Bengkulu Selatan (BS). Sudah satu bulan ini warga resah, sebab disaat istrinya pulang ke rumah orang tuanya, He sering membawa wanita lain ke dalam rumahnya. (369)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: