Desakan Ketua KNPI Mundur, Kuat
BENGKULU, BE - Desakan agar Ketua DPD KNPI Bengkulu Eko Sugianto SP, mundur dari jabatannya semakin kuat. Hal ini bentuk kekesalan para anggota dan pengurus KNPI terhadap keputusan Eko Sugianto melakukan jalan-jalan keluar negeri bersama Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) disaat ribuan pemuda lainnya menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). \"Saya melihat dia (Eko Sugianto) terlihat menikmati sekali, dengan meng-update foto-foto di facebook dan Blackberry Masenger (BBM),\" kata Alumni GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Bengkulu, Junaidi SP.Ia mengatakan Ketua-Ketua DPD KNPI yang jalan-jalan ke luar negeri dengan dibiayai APBN, telah kehilangan empati terhadap rakyat Indonesia yang sedang prihatin menghadapi kenaikan harga BBM. \"Disaat kondisi rakyat yang sedang prihatin, dan pemuda yang berjuang bersama rakyat menolak kenaikan BBM, dengan berpanas -panasan melakukan demonstrasi, mereka tergiur dengan rayuan pemerintah,\" katanya.Sebelumnya, Sekretaris DPD KNPI Bengkulu Harius Eko mengatakan seluruh Ketua DPD KNPI diminta mundur, terutama bagi yang ikut ke luar negeri saat rakyat kelimpungan menjelang kenaikan BBM. \"Kami minta kepada seluruh pengurus KNPI yang jalan-jalan ke luar negeri mengundurkan diri karena sudah mencederai rakyat pada saat panik menjelang kenaikan BBM awal April 2012,\" katanya.Menurut dia, keberangkatan para ketua DPD tersebut tanpa melakukan koordinasi dengan jajaran pengurus serta tidak pernah mengukur untung ruginya keberangkatan tersebut. \"Kami meminta mereka yang berangkat setelah pulang ke Tanah Air segera mengundurkan diri, karena mencederai kawan-kawan di kepemudaan, selain keberangkatan itu terkesan hura-hura dengan menghambur-hamburkan uang negara,\" tambahnya.\"Jika sepulang dari China para ketua itu tidak segera mengundurkan diri, maka para anggota KNPI yang terdiri dari organisasi kepemudaan akan kami turunkan,\" katanya. Sedangkan Ketua DPD KNPI Bengkulu Eko Sugianto hingga kemarin belum bisa dikonfirmasi. (100)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: