Pelajar SD dan SMP Diajari Musik Serunai
MUKOMUKO, BE - Sejak bulan Agustus tahun 2015 lalu, alat musik Serunai yang merupakan salah satu seni budaya di Kabupaten Mukomuko telah diterapkan dikalangan pelajar. Khususnya, pelajar di Sekolah Dasar (SD) yang duduk dikelas 4 dan 5 serta pelajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kabupaten Mukomuko, Nurhasni melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Yulia Reni menyampaikan pelajar yang mengikuti dan dilatih dalam pengenalan hingga mengoperasikan alat musik Serunai mencapai 600 orang yang tersebar di 20 SD dan SLTP. Pelatihan alat musik tradisional itu, merupakan yang pertama kalinya diterapkan di sekolah. “Ini baru pertama kalinya pelajar dilatih lebih mengenal musik Serunai. Dari ratusan sekolah yang ada. Baru 20 sekolah yang diajari,” kata Yuli. Pelatihan yang diberikan kepada para pelajar itu, langsung dari tenaga pengajar dibidangnya yang berstatus non PNS. Dua sekolah dilatih satu tenaga pelatih. Untuk teknis waktu belajar diserahkan ke kepala sekolah (Kepsek) yang bersangkutan dan tidak menganggu mata pelajaran lainnya. Ratusan pelajar itu mendapatkan pelatihan secara gratis. Karena untuk honor dan biaya transportasi tenaga pelatih dibiayai oleh APBD Kabupaten Mukomuko. “Honor tenaga pelatih dianggarkan di APBD sebesar Rp 23 juta lebih. Terhitung Agustus hingga November tahun 2015 mendatang,” bebernya. Diterapkannya pelatihan tersebut, diantaranya selain tetap membudayakan alat musik tradisional, juga akan ada penerus. Mulai dari bagaimana cara pembuatan hingga mengoperasikan Serunai tersebut dengan baik dan benar. “Saat ini orang yang mempunyai keahlian dibidang itu cukup terbatas dan sudah berumur. Dilatihnya para pelajar agar nantinya sebagai regenerasi untuk melanjutkan dan mempertahankan budaya tersebut, dalam hal ini musik Serunai,” ujar Yuli. Ditanya kegiatan yang sama akan tetap dilanjutkan, Yuli menyampaikan terlebih dahulu mengevaluasi. Jika dinilai bagus dan anggaran di APBD tetap ada. Maka, kegiatan tersebut akan dilanjutkan dan tidak menutup kemungkinan akan diajari di sekolah – sekolah lain. “Kita akan latih secara bertahap. Ini dikarenakan tenaga pelatih sangat terbatas,” ungkap Yuli. (900)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: