Dewan Sidak Pembangunan Bronjong

Dewan Sidak Pembangunan Bronjong

AIR NIPIS, BE – DPRD Bengkulu Selatan (BS) kemarin (11/8) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pembangunan kawat bronjong di aliran hilir bendungan irigasi Sungai Air Nipis Desa Palak Bengkerung. Kedatangan DPRD BS yang dipimpin oleh Wakil Ketua I, Susman Hadi SP MM, Wakil Ketua II Drs Yunadi, Sekretaris Komisi 3, H Yadera Suit ST, serta anggota DPRD BS lainnya yakni Isurman SH, Haswat, Kumrin, Dahun Rosyadi  dan Hiliantono itu, membuat pihak pekerja dan pelaksana kegiatan proyek tersebut kelabakan. Sebab, saat DPRD BS meminta pihak kontraktor memperlihatkan gambar tipikal proyek, pelaksana itu tidak mampu menunjukkannya. “Mana dasar kalian mengerjakan proyek ini, saya mau lihat gambar pertikalnya,” kata Yadera. Menurut  Yadera, gambar pertikal ini sangat penting, sebab menjadi dasar dan acuan para pekerja untuk melakukan kegiatan. Namun  saat dirinya memintanya, pihak kontraktor tidak mau menyerahkannya, dengan alasan  terbawa oleh bos mereka ke Kota Bengkulu. Mendengar jawaban tersebut, Yadera kecewa, sebab dirinya menilai bahwa pihak kontraktor bekerja tanpa gambar pertikal. Dikatakannya, gambar pertikal ini berisikan diantaranya tentang kedalaman sungai, ketinggian sungai saat banjir dan tidak banjir, dan juga lebar sungai. Dengan berpedoman pada gambar pertikal ini, maka proyek tersebut dikerjakan tidak asal-asalan. Setelah selesai dibangun bisa memberikan dampak yang baik bagi lingkungan. “Kalau tidak ada gambar pertikal, berarti bekerja tanpa acuan, bagaimana hasilnya mau bagus. Jika saat ini belum ada, saya tetap minta. Supaya diketahui apakah proyek ini memiliki asas manfaat dan dibutuhkan atau tidak,” tegas Yadera. Sedangkan Wakil Ketua I DPRD BS, Susman Hadi SP MM menilai, jika proyek tersebut menggunakan material dari Sungai air Nipis yang diambil menggunakan alat berat, maka itu akan membuat sungai semakin rusak. Ditambah lagi pihak kontraktor memasang bronjong di sisi kiri sungai. Hal itu dinilainya tidak memiliki asas manfaat, sebab tidak ada gunanya. “Saya bahkan melihat sendiri, pihak pekerja mengambil material dari dalam sungai, pemasangan bronjong di sisi kiri sungai akan membuat sungai semakin sempit dan akhirnya meluap dan mengancam rumah warga,” sesal Susman. Adapun pelaksana kegiatan, Yatno mengungkapkan, proyek tersebut merupakan proyek PU Provinsi yang dikerjakan oleh PT Parahiangan Thaliany Abadi dengan dana Rp 3,58 M. Proyek tersebut untuk pembangunan pengendali banjir. Dikatakannya, tidak adanya gambar pertikal itu karena dibawa oleh atasannya ke Kota Bengkulu beberapa waktu lalu. Namun dirinya berjanji akan mengambilnya untuk diserahkan ke DPRD BS. Sedangkan untuk material, diakuinya ada sebagian mengambil di sungai dan itupun limbah dari pengerukan pinggir sungai untuk dipasang pondasi. “Memang ada sebagian kecil dari sungai, namun selebihnya kami ambil dari lahan Kades Palak Bengkerung yang minta dibuatkan kolam dan batunya kami gunakan untuk mengisi kawat bronjong,” ujarnya. Terkait pengerjaan proyek itu, menurutnya sudah sesuai dengan petunjuk pihak Balai Provinsi. Adapun jumlah bronjong sebanyak 4200 buah. Untuk pengaman jalan di pinggir sungai disiapkan 2200 bronjong dengan panjang lokasi 96,5 meter dan ketinggian pemasangan bronjong 11,5 meter. Lalu sisanya dipasang di sisi kiri sungai untuk pengaman daerah pemukiman jika banji dengan panjang 230 meter. “Kami bekerja sesuai pejunjuk  dan jika ada yang salah, silakan dicek dan diuji,”  tandas Yatno.(369)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: