Kepala SMPN 1 Kerkap Bantah Pungli

Kepala SMPN 1 Kerkap Bantah Pungli

KERKAP, BE - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara (BU) merupakan salah satu SMP Negeri yang menjadi salah satu pilihan utama bagi orang tua murid mendaftarkan anaknya yang baru saja lulus Sekolah Dasar (SD). Salah satu alasan orang tua murid mendaftarkan anaknya ke SMPN 1 Kerkap ialah, Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah merupakan alumni dari SMPN 1 Kerkap. Namun ada kabar yang tidak mengenakkan, ada dugaan pungli dari oknum guru memanfaatkan banyaknya orang tua murid yang mendaftarkan muridnya. Kabar ini langsung dibantah Kepala SMPN 1 Kerkap, M Fauzian SPd MPd. Dikatakan Kepsek, itu bukan pungli melainkan sumbangan sukarela dari orang tua murid untuk membeli meja dan kursi. Meja dan kursi di SMPN 1 Kerkap sangat tidak layak pakai, apalagi untuk menampung siswa baru yang mencapai 110 siswa. \"Saat membuka pendaftaran tanggal 29 Juni kemarin ada 143 siswa, kemudian dilakukan tes tertulis, sistemnya penilaiannya ialah 30 persen diambil dari tes tertulis dan 70 persen dari ijazah SD. Saat pengumuman didapat 110 siswa yang lolos seleksi, sementara sisanya tidak lolos karena nilainya tidak memenuhi standart yang ditetapkan,\" ujar Fauzian. Dari murid yang tidak lolos ini dugaan pungli mencuat. \"Itu bukan pungli, sumbangan sukarela dari orang tua murid. Tidak ada yang mengeluh atau komplain. Dana sukarela untuk membeli kursi dan meja masih belum cukup untuk memenuhi 7 lokal kelas 1 yang setiap lokalnya diisi 33 siswa. Rencananya kami akan menambah dana dari BOS untuk membeli kekurangan kursi dan meja,\" kata Kepsek, Minggu (5/7). Ditambahkannya, diperkirakan setiap lokal membutuhkan dana Rp 23 juta untuk membeli kursi dan meja baru, sementara di SMPN 1 Kerkap khusus lokal kelas 1 ada tujuh lokal. \"Kami sudah mengumpulkan orang tua murid membahas dana ini. Mereka tidak ada yang komplain, bahkan sebagian mendukung membeli kursi dan meja dari dana sukarela,\" imbuhnya. Selain itu, pihak sekolah juga menganjurkan orang tua murid iuran uang seragam sekolah. Setiap orang tua murid dibebankan membayar Rp 800 ribu untuk membeli seragam milik anaknya. Dijelaskan Kepsek lagi, sekolah ini sangat minim fasilitas pendukung. Tidak sebanding dengan minat siswa yang mendaftar. Ada 15 unit ruang kelas yang tidak layak huni. Sudah sejak lama belum tersentuh pembangunan yang memadai. \"Tahun ini jumlah siswa kami mencapai 700 orang, sementara fasilitas yang kami miliki tidak begitu memadai. Kami juga sudah mengirim siswa kami ke Makasar mengikuti olimpiade nasional. Semoga kedepannya pemerintah peduli dengan sekolah kami ini,\" kata Fauzian yang baru menjabat sebagai Kepsek selama 1 tahun ini.(167)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: