Petani Tolak Dana Rp 1,8 Juta Per Hektar

Petani Tolak  Dana Rp 1,8 Juta Per Hektar

MUKOMUKO, BE – Petani di wilayah kabupaten Mukomuko,  banyak yang menolak di kucurkannya dana dari APBN sebesar Rp 1,8 juta per hektar.  Dana itu diperuntukan jikalau petani mau melakukan  penyiapan lahan hingga bercocok tanam kedelai. “Ya, banyak petani yang tidak mau menanam kedelai. Walaupun pemerintah pusat mengucurkan dana sebesar Rp 1,8 juta per hektar,” demikian Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Kehutanan, Eddy Apriyanto  melalui Kabid Pertanian, Hary Mustaman dikonfirmasi Bengkulu Ekspress kemarin (25/6). Alasan dari para petani menolak, kata Hary, diantaranya dari hasil panen hingga dilakukan penjualan jauh lebih menguntungkan menanam padi daripada kedelai, perawatan kedelai lebaih rumit, banyak dibutuhkan dana pemeliharaan dan perawatan yang optimal dan lainnya yang anggarannya  dibutuhkan lebih besar. Belum lagi dalam pembelian benih dan pupuk. “ Sebenarnya dana Rp 1,8 juta dari APBN itu hanya sebatas stimulus. Agar petani mau bertanam kedelai. Yang tujuannya  untuk mengurangi jumlah impor kedelai. Jika di seluruh daerah menanam kedelai dan menghasilkan. Paling tidak sudah bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah yang bersangkutan,” katanya. Meskipun target seluas seribu hektar sulit tercapai. Pasalnya hingga hari ini (kemarin) hanya 500 hektar dari 50 kelompok kelompok tani yang siap melakukan penanaman yang tersebar di sejumlah kecamatan di daerah ini. “Kita tetap berupaya  agar target seribu hektar tercapai. Meskipun hal tersebut sulit direalisasikan. Karena sudah banyak petani yang menolak atau enggan menanam kedelai walaupun pemerintah  memberikan dana Rp 1,8 juta untuk satu hektar,” tutupnya. (900)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: