Peningkatan Swasembada Berkelanjutan

Peningkatan Swasembada Berkelanjutan

KEPAHIANG, BE - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kepahiang menargetkan peningkatan swasembada berkelanjutan. Meskipun demikian, evaluasi terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi akan tetap dilakukan, sehingga kendala untuk mewujudkan terget bisa tercapai. Kepala Dispertan Kepahiang, Ir Taufik mengatakan target peningkatan swasembada berkelanjutan terhadap komoditi pangan untuk kabupaten Kepahiang sekarang ini bukanlah hal yang mudah, mengingat banyaknya kendala yang harus dihadapi. \"Kendala itu berupa ancaman seperti alih fungsi lahan yang saat ini masih terus terjadi, kondisi infrastruktur yang kurang mendukung serta beberapa fakto lain yang pengaruhnya sangat besar,\" ungkapnya. Sebaliknya, lanjut Taufik, jika tidak ada target maka tidak menutup kemungkinan nantinya krisis pangan dapat mengancam kabupaten Kepahiang. Untuk itulah nantinya berbagai upaya akan dilakukan agar swasembada berkelanjutan bisa terwujud. \"Yang jelas untuk saat ini kita masih tetap fokus terhadap peningkatan swasembada berkelanjutan komoditi pangan, walaupun ada beberapa program unggulan yang tetap harus kita realisasikan,\" katanya. Menurutnya, peningkatan swasembada berkelanjutan diantaranya seperti tanaman padi, yang mana produktifitas padi harus tetap ditingkatkan. Dalam artian tanaman padi kedepannya harus mengalami kenaikan hasil produksi. \"Sementara itu ancaman seperti kondisi infrastruktur akan dievaluasi, jika memungkinkan sarana dan prasana untuk menunjang hal itu harus kita bangun. Begitu juga terhadap komoditi tanaman pangan lainnya seperti jagung,\" jelasnya. Ia menambahkan, sejauh ini memang ada beberapa komoditi tanaman panggan terkesan enggan lagi dikembangkan oleh masyarakat. Hanya saja kesan itu muncul karena kurang mendukungnya sarana dan prasarana yang ada. \"Dengan kata lain hal itu sampai terjadi bukan karena petani tidak mau menanam komoditi tersebut tapi karena petani lebih memilih tanaman yang menguntungkan secara ekonomi, maka dari itu faktor ekonomi tersebut harus tetap kita pikirkan,\" tandasnya. (505)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: