Petani Sawit Menjerit
BENTENG, BE - Ditengah maraknya petani sawah mengalihfungsihkan lahan menjadi perkebunan. Harga komoditi perkebunan seperti sawit semakin anjlok setiap harinya. Kondisi tersebut membuat petani sawit di Bengkulu Tengah menjerit. Kondisi ini seperti yang dialami ratusan petani sawit di Kecamatan Merigi Kelindang. Sebab, harga sawit sangat rendah sekarang ini. Baik ditingkat toke maupun penampung di pedesaan.
Ujang Harun (49) salah seorang warga Merigi Kelindang menyampaikan harga sawit dikalangan penampung sekarang hanya Rp 1.000 perkilonya. Kondisi tersebut membuat petani meradang. Pasalnya, kecilnya harga jual sawit dinilai tidak sebanding dengan biaya produksi (panen) yang harus dikeluarkan petani. \"Menyiasatinya sekarang ini, kita kerjakan sendiri tidak mengupah orang lain. Sebab jika harus membayar tenaga tambahan maka hasilnya sangat kecil,\" ungkap Ujang. Menurut Ujang, keadaan di lapangan sangat menyulitkan. Karena meski harga bahan bakar minyak (BBM) sudah dua kali diturunkan oleh pemerintah pusat. Kenyataannya harga kebutuhan pokok dipasaran tidak juga turun, padahal pengahasil petani sawit mengalami penguranangan karena harga jual yang sangat renda. \"Kesulitan kita untuk memenuhi kebutuan pokok, karena harga jual masih tinggi dipasaran. Sedangkan penghasilan kita berkurang, belum lagi buah sawit yang juga kurang hasilnya,\" sebut Ujang. Disisi lainya, Andi Wijaya toke sawit di Kecamatan Mergi Kelindang menuturkan, selain faktor menurunya harga sawit secara nasional. Ada penyebab lain rendahnya harga sawit dikawasan Merigi Kelindang, yaitu karane akses jalan yang sulit dilalui kendaraan pengangkut sehingga para toke menurunkan harga beli sawit masyarakat. \"Untuk menutupi biaya yang kita keluarkan untuk mengangkut sawit ke kota, kita turunkan harga beli sawit,\" ungkap Andi. Dikatkan Andi, bukan hanya di Kecamatan Merigi Kelindang harga sawit rendah. Kondisi serupa juga terjadi kikawasan lainya seperti Bang Haji dan Pematang Tiga. Penyebabnya juga sama karena kondisi jalan yang rusak para tanpa perbaikan sehingga para penampung dan toke mesti mengeluarkan biaya tanbahan dalam mengangkut sawit. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: