120 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen
TALANG EMPAT, BE - Sekitar 120 hektar lahan persawahan di Desa Kembang Seri Kecamatan Talang Empat terancam gagal panen. Sebab, irigasi yang menjadi sumber pengarian sawah kelompok tani (Poktan) Kembang Seri sudah ambruk sehingga tidak berfungsi. Kondisi bangunan yang baru saja selesai pengerjaannya ditahun lalu tersebut, kini sudah tidak dapat menampung air untuk dialirkan ke petak-petak sawah masyarakat. \"Kalau sekarang masih enak, sawah masih berair karena kita tadah hujan sawah tidak kekerangan, tetapi kedepan setelah tidak musim hujan maka sawah akan kekeringan,\" ungkap Usman (50), Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan. Usman menuturkan proyek irigasi yang ambruk tersebut baru diselesaikan pemborong pada bulan September tahun lalu. Dua bulan usai pembangunan didalam pondasinya ditemukan bahan kayu di bangunan tembok irigasi yang ambruk tersebut. \"Kita bingung juga padahal anggaran proyeknya mencapai Rp 442 juta lebih. Kita bandingkan saja dengan pronyek Balai PU, panjangnya mencapai 250 meter anggaran tidak sampai setengah dari anggaran proyek PU provinsi ini,\" ungkap Usman. Kades Kembang Seri Junaidi menjelaskan warganya terutama kalangan petani saat ini tengah memasuki musim tanam. Petani sangat khawatir kedepan tanah yang dikelola ratusan kepala keluarga tersebut gagal untuk mendapatkan hasilnya. \"Saya selaku pemerintah desa juga tidak tahu kapan selesainya proyek ini. Mereka tidak melapor, saya tahunya setelah warga ini melapor kesaya kalau irigasi ini jebol,\" ujar Kades. Untuk itu pihak Pemerintah Desa (Pemdes) mengharapkan Pemerintah Daerah (Pemda) segera memperbaiki irigasi yang jebol tersebut. Karena para petani sangat membutuhkan air untuk mengairi petak sawah mereka yang sudah meluai ditanami padi. \"Kita tidak tahu kontraktornya dari mana, mereka juga tidak pamit setelah selesai bekerja,\" ujar Kades. Kepala tukang pengerjaan proyek Apriadi alias Buyung selaku perwakilan PT Remaja Jaya selaku kontraktor pelaksana menuturkan pihak pemborong siap memperbaiki kerusakan irigasi tersebut. \"Kita akan perbaiki karena masih dalam masa perawatan jadi masih tanggungjawab kita,\" ungkapnya. Buyung mengakui adanya material kayu yang didalam bangunan irigasi, namun itu bukan karena pihak tukang asal-asalan mengerjakan proyek. Kayu tersebut merupakan bekas pembatas antara aliran air dengan pondasi yang dibangun. Tujuannya agar terjangan air tidak terlalu kencang kebangunan pondasi yang masih basah sehingga tidak terjadi ambruk. \"Bukan asalan, memang ada kayu itu karena kita memasang pembatas saat pembangunan irigasi. Jika tidak terjangan air akan menghancurkan bangunan kita,\" elak Buyung. PT Remaja Jaya menjanjikan pembangunan ulang irigasi akhir bulan februari nanti. Sebab, saat ini pengerjaan proyek tidak dapat dilakukan karena kendala musim hujan serta musim tanam warga, sehingga jalan menuju lokasi irigasi tidak dapat dilalui alat-alat untuk mengerjakan proyek. \"Sekarang lagi hujan serta musim tanam jalan hanya pematang sawah tidak dapat dilalui untuk mengangkut material,\" ucap Buyung. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: