Guru Laporkan Kepsek ke Dewan

Guru Laporkan Kepsek ke Dewan

\"RUDI BENGKULU, BE - Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 12 Kota Bengkulu, Densiana MPd, dilaporkan ke DPRD Kota Bengkulu. Laporan itu disampaikan oleh 11 guru yang ada di sekolah yang terletak di Kelurahan Kebun Geran tersebut secara tertulis dan ditandatangani. Dalam laporan tersebut disebutkan, para guru kerapkali mengalami intimidasi dari Kepsek. Disamping mengalami intimidasi, para guru juga mengeluhkan tentang adanya dugaan penyelewengan anggaran bantuan beasiswa bagi siswa miskin dan anggaran umum sekolah. Dilaporkan juga mengenai manipulasi data murid pada Dapodik, adu domba antar guru, hingga keadaan murid-murid SD yang kerapkali mengalami tekanan mental akibat perbuatan sang Kepsek. Para guru meniliai, semua hal itu membuat tingkat kepercayaan masyarakat kepada sekolah menjadi menurun drastis. Padahal, sekolah ini sebentar lagi akan mengikuti proses penilaian akreditasi. Ketua Komisi III DPRD Kota Bengkulu, Mardensi SAg, membenarkan seluruh laporan tersebut. Ia menjelaskan, surat itu sebenarnya telah dilayangkan kepada Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Bengkulu. \"Namun Diknas belum merespon, sehingga dilaporkan kepada kami di dewan. Kami akan segera melakukan investigasi, bila apa yang disampaikan para guru tersebut memang benar, kami usulkan Kepsek tersebut diberhentikan. Menggelapkan uang beasiswa bagi rakyat miskin merupakan pelanggaran berat yang tidak bisa ditoleransi,\" katanya kepada BE, Kamis (11/12). Ketika mendapatkan surat ini, sebenarnya politisi Golkar ini telah menghubungi pihak Dinas Diknas Kota Bengkulu. Namun ia mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan. \"Katanya bagian pengawas Diknas sudah turun ke lapangan dan melakukan pemeriksaan. Mereka menilai para guru telah berbuat lancang. Namun bagi kami, justru pengawasan di sekolah itu yang kurang. Beberapa hari ke depan, kami akan jajaki dulu masalah ini seperti apa. Namun tidak mungkin dalam waktu dekat, karena siswa sedang ujian, takut menganggu. Bila itu benar, kami akan mendesak agar Kepseknya diistirahatkan dulu. Karena ini mencoreng dunia pendidikan,\" ungkapnya. Sayangnya ketika BE mendatangi sekolah ini, tak satu pun guru yang bersedia memberikan keterangan. Salah seorang guru, Abu Bakar SPd, menolak diwawancarai. Ia mengaku tak mengetahui adanya protes yang dilakukan oleh rekan-rekannya. \"Saya baru bulan Oktober 2014 kemarin masuk ke sini. Saya tidak tahu apa-apa, sehingga saya tidak bisa berkomentar banyak. Silakan tanyakan kepada guru yang lain,\" ucapnya. Terpisah, salah seorang wali murid, Jayadi, membenarkan tidak adanya beasiswa bagi masyarakat miskin di SDN 12 Kota Bengkulu. Menurut dia, biasanya sebanyak 37 siswa miskin di sekolah ini, setiap tahun mendapatkan beasiswa. \"Tahun ini aja yang nggak ada. Biasanya setiap tahun ada. Besarannya sampai Rp 400 ribu per anak, termasuk anak saya. Kami dengar ada penyimpangan. Kami para wali murid sudah mendengar katanya ada penyimpangan. Rencananya kami dalam waktu dekat akan menanyakan kepada Kepsek mengenai hal ini,\" paparnya. Kepsek SDN 12 Kota Bengkulu, Densiana MPd, menolak dikonfirmasi mengenai hal ini. Hingga berita ini dituliskan, tidak ada tanggapan yang ia berikan atas laporan guru-guru tersebut. Terpisah, Sekretaris Dikbud Kota Bengkulu, Ir Matriyani Amran MPd  mengaku telah mendapatkan laporan  terkait persoalan di SDN 12  Kota Bengkulu itu.   Pihaknya pun telah meminta pada pengawas sekolah untuk turun ke lapangan  menindaklanjutan laporan yang disampaikan sejumlah guru  ke dewan,  jika indikasi laporan itu benar adanya, maka kepala sekolah bisa dikenakan sanksi. \"Kita sudah mendapatkan laporan itu, dan pengawas  sekolah sudah diminta turun,\" kata Matriyani, kemarin. Menurutnya, sudah kewajiban tim pengawas sekolah turun ke lapangan.  Namun   pengawas pembina ini diharapkan bisa mengakomodir persoalan yang sebenarnya terjadi di lapangan, apakah yang dikeluhkan guru tersebut benar, dan sebaliknya. \"Kita tunggu laporan pengawas dulu, baru akan kita lakukan tindakan selanjutnya,\" pungkasnya. (009)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: