Petani Karet Kian Merugi
BENTENG, BE - Menjelang tutup tahun 2014, harga getah karet terus menurun. Harga di pabrik kini tinggal Rp 4 ribu per kilogram (kg). Akibatnya, petani pun kian menjerit akibat merugi. Penurunan harga sudah terjadi berulang kali sejak awal tahun 2014. Salah seorang petani karet Pulau Panggun, Yakub (45) menyebutkan, untuk ditingkat pabrik saja sudah turun cukup drasis. Begitu juga ketika petani menjual ke para pengumpul atau toke karet. Umumnya, getah karet yang dijual petani ke pengumpul hanya memenuhi kadar 50 persen dari standar yang ditetapkan pabrik. Sehingga, harga jual petani juga jauh dibawah harga 50 persen jika menjual ke toke karet. \"Sekarang biaya yang kita keluarkan, terkadang tak tertutupi dengan biaya penjualan karetnya,\" tutur Yakub. Disisi lain, Sahabudin (38) toke karet di Kecamatan Talang Empat mengatakan, untuk kadar karet yang ditetapkan oleh pabrik memang harus murni. Ketika dibeli dari petani, dirinya harus melalui kembali sortiran yang dilakukan oleh pihak pabrik. Dimana, kadar yang didapat tidaklah murni, sehingga cukup drastis penurunannya. Pemerintah dalam hal ini Disperindagkop & UMKM Benteng. \"Setelah dibeli dari petani harus dilakukan penyortiran lagi,\" ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perindag Kabupaten Benteng, Mun Gumiri S Sos MM menjelaskan, penurnan harga tersebut berdasarkan harga pasaran dunia, dalam hal ini tentunya mengacu pada kebutuha dunia juga. Selain Indonesia, kata Mun, banyak negara lain yang juga merupakan produsen getah karet mengalami hal serupa. \"Sekarang ini harga di pasaran dunia tengah turun, pemerintah terus berupaya untuk membantu petani tetapi saat ini kondisinya seperti ini,\" tegas Mun Gumiri. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: