Buku Pacaran Sehat Belum Dibagikan

Buku Pacaran Sehat Belum Dibagikan

BENGKULU, BE- Beberapa hari lalu, jejaring sosial  dihebohkan dengan isi materi dalam salah satu buku paket kurikulum 2013 mata pelajaran Penjaskes kelas XI mengenai pacaran sehat. Ternyata dibuku Penjaskes untuk kelas XI itu terdapat tema \'pacaran sehat\'. Untuk di Bengkulu, meskipun sudah ada sekolah yang menerimanya namun, sejauh ini belum dibagikan ke siswa. Kepala SMAN 5 Kota Bengkulu, Dra Darmawati MPd saat dikonfirmasi BE mengaku belum menerima buku  tersebut, sehingga belum mengetahui apakah ada buku Penjas yang diributkan selama ini beredar di Bengkulu. \"Sekolah kami belum menerima buku itu,  jadi saya juga belum tahu,\" elaknya. Disisi lain kepala SMAN 4 kota Bengkulu, Dra Deni Asiah mengaku telah menerima buku kurikulum 2013 Penjaskes. Namun, ia mengaku belum membagikan buku itu ke siswa. Karena masih harus didata dan dicap terlebih dahulu. \"Saya juga belum tahu ada tema itu, \" katanya. Sang Kepsek akan mengecek terlebih dahulu tema yang diperbincangkan selama ini,  jikapun  nanti ditemukan sesuai dengan yang diperdebatkan dirinya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) kota Bengkulu, apakah buku itu boleh didistribusikan atau tidak,  jika diizinkan akan dibagikan dan sebaliknya. Seperti diketahui didunia maya saat ini beredar, tema yang kontroversi itu terdapat di Bab X yang berjudul Memahami Dampak Seks Bebas. Disebutkan, gaya pacaran sehat terdiri dari beberapa macam unsur, yaitu sehat fisik, sehat emosional, sehat sosial dan sehat seksual. Namun yang menjadi perbincangan adalah, gambar yang digunakan dalam buku itu, tepatnya di halaman 129 adalah karikatur lelaki dan perempuan menggunakan peci dan jilbab. Gambar itu dianggap tidak memiliki korelasi yang tepat dengan gaya pacaran sehat yang dimaksud. Beredarnya  buku yang bernuansa  porno itu, patut diwaspadai para orangtua siswa terhadap anak-anaknya.  Karena buku itu bisa merusak pola pikir anak. Seperti yang diungkapkan salah satu walimurid Elfi, menurutnya tujuan  buku itu baik, mengenalkan pola pacaran yang sehat  di usia  SMA itu penting, namun jika tanpa pendampingan akan menimbulkan muti tafsir, bisa membawa dampak buruk terhadap anak. Untuk itu, dia meminta kepada pihak sekolah sebelum didistribusikan, pihak sekolah memeriksa  buku  itu selagi belum dipelajari. (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: