Diduga HIV/AIDS, PNS Meninggal
BENTENG, BE - Diduga terjangkit penyakit HIV/AIDS, salah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Bengkulu Tengah, inisial Us (38), yang menetap di Kota Bengkulu, kemarin menghembuskan nafas terakhirnya. Sebelum meninggal, Us berulangkali keluar masuk ke rumah sakit di Palembang, Bengkulu, Jakarta dan Bandung. Informasi yang berhasil dihimpun BE, Us termasuk PNS yang aktif selama bertugas di Benteng. Bahkan, sejak masih bergabung dengan kabupaten induk, Bengkulu Utara. Awalnya penyakit tidak terlihat dari fisik Us yang tampak sehat dari luar. Baru sejak 3 tahun lalu, ia mengalami demam tinggi, kelelahan, dan mulai kurus. Saat kontrol di RSUD M Yunus Bengkulu, ia tidak diberitahu penyakitnya dan disarankan berobat ke Jakarta. Sampai di Jakarta, baru diketahui ada sebentuk virus yang merusak kekebalan tubuh Us. Dokter kemudian meminta keluarga segera membawa pulang Us. Setelah itu, Us lebih banyak di rumahnya di Kota Bengkulu, hingga wafat. Su, kerabat Us, mengakui Us tutup usia di umur yang muda, sudah dimakamkan di Kabupaten Benteng. Su tidak banyak memberi komentar soal penyakit yang diderita Us. Namun, ia membenarkan kondisi Us yang semakin memprihatinkan sebelum meninggal. “Dengan keluarga tidak diberitahu Us menderita HIV/AIDS. Tetapi mirip dengan ciri-ciri HIV/AIDS,” katanya. Menurut Su, Us termasuk PNS yang kreatif dan pandai bergaul. Ia juga aktif di berbagai organisasi, sehingga banyak orang yang merasa kehilangan sosok Us. “Teman-teman banyak juga yang terkejut meninggalnya Us. Sebab, selama dia sakit, hanya beberapa orang tahu. Karena tertutup dari keluarga, jadi kami tidak bisa menjenguk atau melihat yang bersangkutan,” ujar Su. Terkait dugaan kasus HIV/AIDS yang menewaskan PNS, Kepala Dinas Kesehatan Benteng, I Putu Sura Artika SKM MM terkejut. Menurut dia, tidak ada yang bisa mengklaim seseorang itu HIV/AIDS, selain pihak medis. “Medis tidak memberitahu penyakit HIV/AIDS yang diderita pasien kepada umum. Biasanya hanya disampaikan kepada pihak terdekat. Karena sangat prinsip sifatnya penyakit itu,” paparnya. Soal kasus Us, menurut Putu, baru terungkap setelah meninggal. Tidak ada laporan dari bidan atau pihak dinas kesehatan. Dia berharap Pemerintah Daerah Benteng segera melakukan tes urine untuk melacak penyakit itu. “Kalau masalah Us, harus ada unsur praduga. Kami sulit melacak, sebab Us menetap di Kota Bengkulu dan selalu berobat di luar,” tutup mantan Kadinkes Bengkulu Utara itu.(111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: