Rumah Kepala BKPPD Disantet

Rumah Kepala BKPPD Disantet

BENTENG, BE - Menjelang pelaksanaan mutasi jajaran eselon II dan III dilingkungan Pemda Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) Kepala BKPPD Benteng, Hasan Basri, S.Sos diteror. Rumah miliknya di Jalan Pembangunan Kelurahan Padang Harapan, Kota Bengkulu diduga kuat telah disantet. Pasalnya, rumah Hasan Basri sering dilempari jeruk nipis, garam, rambut, bunga dan lainnya oleh orang yang tak diketahui identitasnya. Bisa jadi  penyantet itu pejabat atau pegawai di lingkungan Pemda Kabupaten Bengkulu Tengah dan jajaran yang tak mau dimutasi. Menolak mutasi dengan cara-cara gaib. Santet itu dilakukan terkait tugas Hasan Basri yang kini tengah mempersiapkan mutasi pejabat Benteng dalam penilaian selama periode pertama, yaitu dalam kurun waktu selama 6 bulan pasca mutasi beberapa waktu lalu \"Dalam seminggu ini saja, setidaknya sudah ada 3 hingga 5 kali teror santet dengan cara menaburkan sesuatu di pekerangan rumah saya, \" aku kepala BKPPD Benteng, Hasan Basri, S.Sos. Menurut Hasan, praktik santet yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertangung - jawab itu sudah sangat sering sekali terjadi. Hal itu, dilatar belakangi dengan ketidakpuasan, terkait jabatan baik pejabat eselon II dan III yang tidak mau dimutasi atau lainnya. Padahal, dalam mutasi ini kata Hasan Basri BKPPD hanya menerima usulan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan mengusulkannya kepada Bupati Benteng. \"Saya tidak mungkin akan menjatuhkan orang, namun orang saja yang berfikiran lain,\" katanya. Dijelaskan Hasan, selain menempuh jalur santet, banyak juga pejabat eselon II dan III yang mendatangi kediamannya dengan tujuan untuk melobi agar tidak dimutasi dan meminta jabatan. Hanya saja, selalu ditegaskan dirinya bahwa jabatan itu bukan dia yang menetukan, melainkan  wewenang kepala daerah. \"Saya tegaskan jika mutasi ini wewenang bupati, bukan saya,\" terangnya. Hasan Basri menambahkan, terkait indikasi teror santet  yang menyerang dik ediamannya, dirinya mengaku pasrah dan menyerahkan persoalan santet itu kepada Allah sebagai tempat menyerahkan diri. Sebab, dirinya yakin jika dirinya salah maka akan menerima ganjarannya. Namun, juga sebaliknya, jika dirinya benar maka kemanapun dibawa pasti akan benar. \"Saya hanya bisa menyerahkan persoalan santet ini kepada tuhan karena ia lebih tahu dan mengerti,\" tambahnya. (111)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: