Soal Pungli, Ka Dikbud Bungkam
BENGKULU, BE- Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan kota Bengkulu, Drs Gianto memilih bungkam, saat dimintai keterangannya terkait dugaan pungutan liar yang diduga dilakukan sekolah saat penerimaan peserta Didik baru (PPDB) yang berkembang saat ini.
Ia mengelak dari kejaran wartawan dan langsung menutup kaca mobil yang dikendarai usai kegiatan launching SMA IT, pagi Senin (14/7), kemarin.
Hal ini kontras dengan pernyataanya sebelumnya, dimana Gianto mewarning kepada seluruh sekolah untuk tidak melakukan praktek jual beli kursi, dan tidak melakukan pungutan apapun dalam PPDB.
Disisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, Drs Rusdi Bakar menyerahkan sepenuhnya dugaan pungli tersebut ke Dikbud kabupaten/kota, pasalnya dugaan pungli itu murni menjadi hak dari Dikbud kota untuk menelusuri kebenaranya. \"Itu sudah menjadi ranah Dikbud kota, silahkan kepala Dikbud menindaklanjuti isu yang berkembang itu,\" katanya.
Seperti diungkapkan sebelumnya, mantan Kasatpol PP itu mengimbau kepada seluruh kepala sekolah agar tidak ada lagi ada kepala sekolah dipenjara akibat adanya pungutan pelaksanaan PPDB.
\"Peristiwa yang menimpa pak eko mantan kepsek SMAN 7 mesti jadi pengalaman pahit, jangan sampai adalagi kepala sekolah yang dipenjarakan dengan kasus PPDB, \" ujar Kepala Dispendik, Drs Rusdi Bakar. Untuk itu bercermin dari kejadian itu, Dikbud dan walikota hendaknya meningkatkan pengawasan terhadap tindakan pungutan liar terkait pelaksanaan PPDB oleh oknum.
Informasi yang berkembang masing-masing sekolah memasang tarif berbeda disesuaikan dengan kualitas, kepopuleran sekolah dan kemampuan orangtua/walisiswa. Tarifnya Rp 1 juta hingga 15 jutaan, mulai jenjang pendidikan SMP, dan SMA.
Salah satu alasan yang banyak digunakan untuk memberlakukan pungutan liar untuk pembelian bangku bagi siswa. Kuat dugaan Pungli terjadi dibeberapa sekolah negeri dalam kota Bengkulu. Terlebih bagi siswa yang mengikuti PPDB melalui jalur lingkungan. Jalur khusus ini banyak dimanfatkan oknum tertentu untuk mendapatkan uang.
Salah satu walimurid yang menyampaikan adanya pungutan itu kepada BE berinisial Pt. Ia mengaku tengah mendaftarkan anaknya pada salah satu sekolah dalam kota Bengkulu. Anaknya tidak diterima pada PPDB online karena nilainya rendah. Iapun kemudian menggunakan jalur lingkungan yang lokasi rumahnya cukup jauh dari sekolah.
Untuk menggunakan jalur lingkungan ini, ia dimintai uang senilai Rp 2 juta oleh salah satu oknum di sekolah untuk membeli bangku. Alasan pemberlakuan pungutan itu karena lokasi rumahnya tidak masuk dalam jarak dan jalur lingkungan.
Salah satu walimurid, yang mengakui telah dimintai uang senilai Rp 2 juta untuk bisa diterima di SMPN 11 kota Bengkulu, oleh salah satu guru berinisial Th.
Uang itu dimaksudkan untuk membeli bangku, karena anaknya tidak diterima melalui jalur PPDB online, iapun tak diterima melalui jalur lingkungan karena jarak rumahnya dengan sekolah cukup jauh. \"Sebenarnya tidak keberatan, yang penting anak masuk sekolah,\" kata sumber BE tersebut.
Terkait hal itu, kepala SMPN 11 kota Bengkulu, Suraman Sitepu tidak berhasil ditemui, namun wakil kesiswaan Dih meyli SPd membantah sekolahnya telah memungut biaya terhadap anak didik baru\" Kita tidak ada pungutan seperti itu, baik itu jalur online maupun PPDB jalur lingkungan, \" ujarnya.
Perempuan berjilbab yang juga ketua PPDB sekolah itu menegaskan penerimaan jalur lingkungan telah mengikuti aturan yang ada, yakni berdekatan dengan sekolah kemudian berdomisili minimal 1 tahun.
Jumlah PPDB jalur lingkungan sebanyak, 32 siswa, dan itupun direkrut dari Rt 1,2 dan Rt 3, jika kuota itu tidak terpenuhi maka bisa dikembangkan di RT, selanjutnya dikawasan rawa makmur ini. Ia meminta, jika memang ada dugaan pungutan liar, maka silahkan melaporkan dengan membawa barang bukti, sehingga dugaan itu bisa di usut kebenaranya.
Sementara itu, daya tampung sekolah ini sebanyak 160 yang akan diperuntukkan bagi lima kelas, karena ada sekitar 10 siswa tidak naik kelas, maka mempenngaruhi daya tampung, dan tahun ini hanya menjaring 118 siswa via online, dan 32 siswa lewat jalur lingkungan.
Khusus mereka yang jalur PPDB daftar ulang ditutup Sabtu (12/7) lalu, sedangkan yang jalur lingkungan nama-namanya telah kita usulkan ke Dinas Pendidikan dan kebudayaan. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: